c

Selamat

Minggu, 16 November 2025

NASIONAL

20 Juli 2024

11:50 WIB

Psikiater Urai Sebab Puluhan Warga Keracunan Kecubung di  Banjarmasin

Warga keracunan kecubung setelah mengonsumsi pil putih pereda nyeri tulang.

Penulis: Ananda Putri Upi Mawardi

Editor: Leo Wisnu Susapto

<p>Psikiater Urai Sebab Puluhan Warga Keracunan Kecubung di&nbsp; Banjarmasin</p>
<p>Psikiater Urai Sebab Puluhan Warga Keracunan Kecubung di&nbsp; Banjarmasin</p>

Ilustrasi obat-obatan. Shutterstock/Bukhta Yurii.

JAKARTA - Psikiater konsultan adiksi RSJ Sambang Lihum, Banjarmasin, Kalimantan Selatan, Firdaus Yamani menyebutkan, pil putih tanpa merek menjadi penyebab kasus puluhan warga diduga keracunan kecubung di Banjarmasin, Kalimantan Selatan (Kalsel). Keterangan ini didapat dari wawancara dengan pasien.

"Pasien-pasien yang sudah sadar, yang bisa diajak wawancara, sebagian besar mereka mengatakan sebenarnya mereka tidak mengkonsumsi buah kecubung secara langsung ya, ternyata mereka mengkonsumsi pil putih tanpa merek," ujar Firmani dalam media briefing daring yang diadakan Ikatan Dokter Indonesia (IDI), Jumat (19/7).

Dia menjelaskan, para pasien biasa mengonsumsi pil carnophen yang mengandung parasetamol, klarisoprodol, dan kafein. Pil ini merupakan obat untuk nyeri tulang, namun disalahgunakan untuk stimulan dan obat penenang. Dari penjual pil carnophen, para pasien ditawari pil baru berwarna putih.

Para pasien pun mencoba pil itu sebanyak dua, tiga, bahkan hingga lima butir. Namun, ternyata efek yang mereka rasakan berbeda dari efek pil carnophen yang biasa mereka konsumsi.

"Karena efeknya itu seperti mengonsumsi buah kecubung, sehingga masyarakat mengira mereka mengonsumsi buah kecubung," terang Firmani.

Dia menyebut, saat ini kandungan pil putih itu sedang diteliti oleh Badan Narkotika Nasional (BNN) dan Kepolisian. Namun, karena efeknya seperti efek konsumsi kecubung, kemungkinan pil putih ini mengandung ekstrak kecubung.

"Pastinya menunggu hasil penelitian dulu oleh BNN dan Kepolisian," tegas Firmani.

Dia memaparkan, sejak 5 Juli 2024 sebanyak 56 pasien menjalani perawatan di RSJ Sambang Lihum akibat dugaan keracunan kecubung. Sebanyak tujuh pasien masih dirawat dan dua pasien meninggal dunia. Pasien yang meninggal mengalami depresi sistem pernapasan atau gangguan pernapasan.


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar