27 Mei 2025
15:32 WIB
Prevalensi Stunting Indonesia 19,8% Pada 2024
Pemerintah ingin menurunkan prevalensi stunting nasional menjadi 14,2% pada tahun 2029, sesuai dengan target Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN)
Editor: Nofanolo Zagoto
Ilustrasi pencegahan stunting. Petugas kesehatan mengukur lingkar kepala balita saat layanan posyandu di Desa Mojokerep, Kabupaten Kediri, Jawa Timur, Jumat (28/2/2025). AntaraFoto/Prasetia Fauzani
JAKARTA - Survei Status Gizi (SSGI) 2024 yang diluncurkan Kementerian Kesehatan (Kemenkes) pada Senin (26/5) menunjukkan angka prevalensi stunting sebesar 19,8%. Tahun 2023, prevalensi stunting nasional masih di angka 21,5%.
Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin menegaskan, pemerintah berkomitmen kuat untuk menurunkan angka stunting nasional menjadi 14,2% pada tahun 2029, sesuai dengan target Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN).
“Target ini tidak mudah, tapi cukup menantang untuk dikejar. Dari angka 21,5% pada 2023, kita harus turun ke 14,2% pada 2029, artinya kita harus menurunkan sekitar 7,3% dalam lima tahun,” ujar Menkes dalam keterangan resmi, seperti dilansir Antara, Selasa (27/5).
SSGI 2024 merupakan hasil kolaborasi berbagai sektor, mencakup 38 provinsi dan 507 kabupaten/kota di seluruh Indonesia.
Menurut Kepala Badan Kebijakan Pembangunan Kesehatan Asnawi Abdullah, survei ini melibatkan lembaga survei independen serta mitra konservasi terpercaya demi menjaga validitas data.
Sementara itu, Deputi Bidang Kebijakan Strategi Pembangunan Keluarga, Pengendalian Penduduk, dan Keluarga Berencana Kemendukbangga/BKKBN, Ukik Kusuma Kurniawan menyatakan, data SSGI merupakan alat strategis dalam menyusun kebijakan maupun merancang strategi konkret.
"Data SSGI ini sangat strategis dan bermanfaat untuk digunakan dalam melaksanakan atau merancang program kebijakan dan strategi penurunan stunting di Indonesia," ucap Ukik.
Salah satu program unggulan atau quick wins dari Kemendukbangga/BKKBN adalah Gerakan Orang Tua Asuh Cegah Stunting (Genting). Dalam konteks ini, Ukik menegaskan pentingnya pemanfaatan data SSGI sebagai bahan informasi dan edukasi bagi para orang tua asuh.
"Orang tua asuh Genting perlu kita berikan pemahaman dan juga informasi bahwa prevalensi stunting itu masih menjadi tanggung jawab kita bersama untuk diselesaikan bersama-sama. Jadi, data itu kita sampaikan kepada para pemangku kepentingan," tuturnya.