15 November 2025
08:17 WIB
Presiden Prabowo Sampaikan Duka Pada Korban Longsor di Cilacap
Presiden Prabowo minta penanganan longsor di Cilacap tuntas hingga masa tanggap darurat bencana usai.
Editor: Leo Wisnu Susapto
Kondisi longsor mengubur dua belas rumah di Dusun Tarukahan, Desa Cibeunying, Kecamatan Majenang, Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah pada Jumat (14/11/2025). (BPBD Kabupaten Cilacap).
JAKARTA - Presiden Prabowo Subianto menyatakan turut berduka pada keluarga korban longsor di Dusun Tarukan dan Dusun Cibuyut, Desa Cibeunying, Kabupaten Cilacap, pada Kamis (13/11) malam.
"Presiden Prabowo juga memerintahkan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) untuk bergerak ke lapangan dan membantu menyelesaikan penanganan longsor di Majenang hingga masa tanggap darurat selesai," ungkap Deputi Bidang Penanganan Darurat BNPB, Mayjen TNI Budi Irawan dalam keterangan tertulis, Sabtu (15/11).
Budi tiba di lokasi terdampak longsor pada Jumat (14/11) sore dan kemudian mengikuti rapat koordinasi bersama jajaran Pemerintah Kabupaten Cilacap, Jumat (14/11) malam.
"BNPB hadir hadir di sini untuk membantu Bupati Cilacap. Kami sudah berkoordinasi dengan BPBD Provinsi serta Basarnas terkait kebutuhan mendesak dalam operasi pencarian dan pertolongan di masa golden time ini," imbuh Budi.
Tim search and rescue (SAR) gabungan yang terdiri dari 512 personel dari lintas sektor telah menjalankan misi sejak hari pertama kejadian, atau Kamis (13/11). Dekat dengan lokasi longsor telah berdiri dapur umum bagi warga terdampak maupun tim SAR yang bertugas. Pos kesehatan juga dihadirkan untuk memberikan pelayanan secara gratis.
Dalam operasi SAR, Basarnas yang ditunjuk sebagai leading sektor operasi ini membagi tiga wilayah operasi (worksite). Empat alat berat dikerahkan untuk mempercepat operasi SAR.
Hingga hari kedua atau pada Jumat (14/11), tim SAR gabungan menemukan satu korban meninggal dunia pada pukul 10.56 WIB. Sehingga, masih 20 orang hilang akibat longsor yang dicari tim SAR.
Mayjen Budi dalam rapat koordinasi meminta percepatan penanganan darurat dengan menambah alat berat hingga dua kali lipat dari semula empat unit.
Satu ekor anjing pelacak dari unit K9 Kantor SAR Semarang juga akan diturunkan untuk membantu mendeteksi keberadaan korban dalam operasi SAR mulai Sabtu (15/11).
Selain fokus pada operasi SAR, dalam fase tanggap darurat ini secara pararel BNPB juga berkomitmen untuk mendukung pemenuhan kebutuhan dasar warga terdampak. BNPB menyediakan kebutuhan dasar seperti bahan makanan, tenda, selimut, dan matras.
Tim SAR menilai topografi wilayah yang berbentuk cekungan menjadi salah satu potensi risiko terdampak longsor. Inilah yang juga diduga menjadi faktor penyebab kejadian tersebut berdasarkan kaji cepat sementara di lapangan.
BNPB mengimbau warga maupun tim SAR yang sedang bertugas di lokasi untuk selalu waspada akan risiko longsor susulan. Jika hujan turun dengan intensitas tinggi lebih dari satu jam, warga diimbau untuk melakukan evakuasi mandiri ke tempat yang lebih aman.