20 Oktober 2025
20:43 WIB
Prabowo: Kita Masih Kurang Pandai Kelola Air
Presiden Prabowo Subianto mengingatkan, air yang ada di Indonesia harus jadi sumber produktivitas, bukan menjadi sumber bencana
Editor: Nofanolo Zagoto
Dua orang warga mengambil air di sumber mata air yang mengecil di Desa Curahtatal, Arjasa, Situbondo, Jawa Timur, Selasa (2/7/2024). AntaraFoto/Seno
JAKARTA - Presiden Prabowo Subianto menyoroti bencana alam berupa banjir dan kekeringan yang dipicu sistem tata kelola air di Indonesia yang belum digarap optimal.
"Kita diberi karunia Tuhan air berlimpah-limpah di sebagian besar Republik kita. Tapi, ada sebagian yang mengalami kesulitan. Kita masih kurang pandai dalam mengelola," katanya, saat Sidang Kabinet Paripurna di Istana Negara, Senin (20/10), seperti dilansir Antara.
Dalam pidato pembukaan sidang, ia memerintahkan kementerian/lembaga terkait segera memperbaiki sistem tata kelola air, dan memanfaatkannya sebagai fondasi utama bagi ketahanan pangan dan energi nasional.
"Asal kita sadar ini, kita fokus ini, kita yakinkan kebijakan kita menjamin kita mampu memproduksi dan distribusi pangan dengan baik dan efisien, energi juga demikian, mampu mengelola air, kita kuat," katanya.
Presiden mengatakan, Indonesia memiliki cukup modal dalam memetakan wilayah bencana alam seperti kekeringan dan banjir berdasarkan pengalaman selama ratusan, bahkan ribuan tahun.
"Air harus jadi sumber produktivitas, jangan menjadi sumber bencana," katanya.
Menurut Prabowo, keberhasilan suatu bangsa tidak hanya ditentukan fluktuasi mata uang atau harga saham, tetapi juga kemampuan menjamin produksi dan distribusi pangan, energi, serta air secara efektif.
Presiden meminta Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains dan Teknologi serta para akademisi untuk meninjau kurikulum universitas, khususnya terkait hidrologi, agar mahasiswa dapat mempelajari cara mencari, mengelola, dan mendistribusikan air secara efektif serta mencegah bencana banjir.
Kepala Negara menekankan fokus pada pangan, energi, dan air perlu menjadi pekerjaan rumah pemerintah demi memperkuat fundamental ekonomi Indonesia, sekaligus meningkatkan ketahanan negara menghadapi perubahan iklim dan tantangan masa depan.