c

Selamat

Senin, 17 November 2025

NASIONAL

30 November 2023

17:08 WIB

Prabowo Dinilai Lebih Utamakan Gimik Dibanding Gagasan

Prabowo-Gibran dinilai hanya memanfaatkan kepolosan anak muda terhadap politik lewat gimik gemoy, dan hal ini terlihat dari upaya buzzer meningkatkan pembicaraan terkait Prabowo gemoy di media sosial

Penulis: Gisesya Ranggawari

Editor: Nofanolo Zagoto

Prabowo Dinilai Lebih Utamakan Gimik Dibanding Gagasan
Prabowo Dinilai Lebih Utamakan Gimik Dibanding Gagasan
Capres Prabowo Subianto berjoget saat acara deklarasi Relawan Matahari Prabowo-Gibran. Instagram/Prabowo

JAKARTA - Peneliti PARA Syndicate, Virdika Rizky Utama menilai, kampanye yang dilakukan kubu Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka lebih mengutamakan gimik joget-joget dan image gemoy dibanding gagasan, program atau janji-janji.

Menurut risetnya yang dilakukan pada 23-30 November 2023, ada peningkatan sebesar 164% pembicaraan terkait 'Prabowo gemoy' di media sosial. 

Hal ini dilakukan para buzzer untuk mengubah image Prabowo yang seram, serius dan tegas menjadi sosok yang lucu dan menggemaskan.

"Prabowo meminggirkan kapabilitas dan gagasan, selama ini konsep program dan mitigasi belum hadir karena lebih banyak joget," ujar Virdi dalam webinar di kanal YouTube PARA Syndicate, Kamis (30/11).

Dia mengaku miris. Karena, menurutnya, Prabowo-Gibran mengesampingkan pendidikan politik anak muda. Padahal, tugas partai politik dan politisi salah satunya memberikan edukasi kepada para anak muda terkait politik.

Virdi memandang selama ini Prabowo-Gibran hanya memanfaatkan kepolosan anak muda terhadap politik lewat gimik gemoy tersebut, dengan harapan para anak muda memilih Prabowo-Gibran karena menggemaskan, bukan karena gagasan.

"Miris ya ini jadi tren. Harusnya mengedukasi, jangan malah dimanfaatkan dan men-downgrade anak muda yang dianggap polos lewat gimik gemoy. Pada akhirnya mereka hanya dijadikan angka (suara)," ucapnya.

Selain itu, kondisinya diperparah dengan Gibran yang selalu mengelak dari pertanyaan teknis. Menurut Virdi, hak itu semakin membuktikan bahwa Gibran sebenarnya tidak memiliki gagasan, akhirnya hanya memainkan retorika sebagai anak muda.

"Ini akan menjadi preseden yang buruk kalau gimik gemoy lebih ditonjolkan daripada gagasan. Kita sekarang nyari presiden, bukan nyari bayi sehat yang gemoy," tegas Virdi.

Harapannya pada masa kampanye 28 November 2023 sampai 10 Februari 2024 nanti setiap pasangan calon mampu memberikan gagasan, program bahkan janji-janji. Dia mengibaratkan agar paslon lain seharusnya tidak mengikuti narasi yang sama.

"Narasi di medsos harusnya melawan narasi gimik. Beberapa malah ikut-ikutan. Harusnya mengajak anak muda untuk mulai kritis dan sadar kalau memilih pemimpin itu perlu gagasan," tuturnya.


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar