15 Mei 2025
16:16 WIB
Prabowo Dan Albanese Bahas Kerja Sama Pertahanan Hingga Transisi Energi
Indonesia dan Australia akan berusaha untuk memastikan produk-produk buah-buahan dan perikanan Indonesia bisa memenuhi standar pasar internasional, termasuk Australia
Penulis: Aldiansyah Nurrahman
Presiden Prabowo Subianto (kiri) dan Perdana Menteri Australia Anthony Albanese (kanan) memeriksa pasukan saat kunjungan kenegaraan di Istana Merdeka, Jakarta, Jakarta, Kamis (15/5/2025). ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra/nym.
JAKARTA - Presiden Prabowo Subianto menerima kunjungan Perdana Menteri (PM) Australia, Anthony Albanese di Istana Kepresidenan Jakarta, Kamis (15/5). Keduanya membahas perkembangan hubungan bilateral kedua negara seperti pertahanan negara hingga transisi energi.
Usai pertemuan, Prabowo mengatakan dirinya dan Albanase sepakat untuk meneruskan hal-hal yang telah menjadi kesepakatan antara kedua negara dalam berbagai bidang.
“Di pemerintah yang saya pimpin kami akan mengejar realisasi berbagai komitmen yang telah disepakati bersama termasuk finalisasi rencana aksi kemitraan strategis komprehensif periode 2025-2029 di mana terdapat suatu sinergi antara program transformasi kita Asta Cita dan strategi ekonomi Australia di Asia Tenggara 2040,” paparnya.
Di bidang pertahanan, Indonesia dan Australia berkomitmen untuk menyelesaikan proses ratifikasi perjanjian kerja sama pertahanan yang sudah disepakati tahun lalu.
“Kita akan membahas terus kemungkinan-kemungkinan untuk memperbaiki dan meningkatkan kerja sama di bidang pertahanan ini,” tambah Prabowo.
Di bidang ekonomi, kedua negara berupaya untuk terus memperkuat kerja sama ekonomi, khususnya peningkatan perdagangan dan investasi. Prabowo mengundang pihak Australia untuk lebih berpartisipasi dalam ekonomi Indonesia.
Kerja sama ini, kata dia, penting untuk diperkuat terutama di tengah ketidakpastian situasi ekonomi global saat ini. Dalam kondisi ketidakpastian ekonomi global hubungan antara Australia dan Indonesia semakin penting dan akan semakin membawa manfaat bagi kedua negara.
“Selanjutnya kami akan bekerja sama untuk meningkatkan kapasitas para petani dan UMKM kita,” jelasnya.
Prabowo menyampaikan, Indonesia dan Australia juga akan berusaha sekeras tenaga untuk memastikan produk-produk buah-buahan dan perikanan Indonesia bisa memenuhi standar pasar internasional, termasuk Australia.
Untuk itu, Prabowo juga mengundang pihak Australia untuk terlibat langsung dalam industri pertanian dan industri perikanan di Indonesia.
“Kita juga membahas peluang kerja sama dalam bidang ketahanan pangan,” jelas Prabowo.
Di bidang transisi energi dan mineral kritis, Prabowo menyampaikan, kedua negara menyambut baik sejumlah capaian kerja sama dalam pengembangan ekosistem kendaraan listrik ini.
Sementara di bidang hubungan antara masyarakat, Prabowo menyampaikan apresiasi atas komitmen Albanese yang sebelumnya telah membuka akses visa bisnis lima tahun, serta juga kemudahan-kemudahan pengaturan visa lainnya untuk para warga negara Indonesia (WNI), terutama para siswa dan mahasiswa Indonesia yang belajar di Australia.
Selanjutnya, di bidang hubungan luar negeri, Prabowo mengapresiasi dan berterima kasih atas dukungan Australia dalam permintaan Indonesia untuk menjadi anggota Perjanjian Komprehensif dan Progresif untuk Kemitraan Trans-Pasifik (CPTPP) dan juga Organisasi Kerja Sama dan Pembangunan Ekonomi (OECD).
“Saya telah menyampaikan harapan Indonesia agar Australia mendukung kita karena Australia adalah anggota penting daripada OECD dan juga Australia tahun ini adalah ketua daripada CPTPP,” katanya.
Prabowo juga mengucapkan terima kasih atas dukungan Australia kepada Indonesia dalam upaya agar Indonesia lebih bisa berpartisipasi dalam kerja sama antara negara-negara di kawasan Pasifik Selatan.
“Dukungan ini sangat besar artinya untuk politik luar negeri Indonesia,” pungkas Prabowo.
Sementara itu, Albanese mengatakan Indonesia merupakan mitra yang sangat penting dengan potensi pertumbuhan ekonomi yang signifikan.
Menurutnya, tidak ada negara yang lebih penting bagi kemakmuran, keamanan, dan stabilitas Indo-Pasifik selain Indonesia. Hal itu juga menjadi alasan dirinya meluncurkan strategi ekonomi Australia untuk Asia Tenggara hingga 2040 di Jakarta 2 tahun lalu.
"Kawasan ini merupakan kawasan dengan pertumbuhan tercepat dalam sejarah umat manusia, dan Indonesia berada di jantung pertumbuhan tersebut," katanya.