01 Oktober 2022
08:44 WIB
Penulis: James Fernando
Editor: Leo Wisnu Susapto
JAKARTA – Kepala Divisi Hubungan Masyarakat Mabes Polri, Inspektur Jenderal Dedi Prasetyo mengatakan, berdasarkan catatan Kepolisian, tak ada faksi kelompok separatis lain di wilayah Poso, Sulawesi Tengah. Kelompok separatis di wilayah ini hanyalah Mujahidin Indonesia Timur (MIT) yang dipimpin oleh Ali Kalora.
“Untuk MIT sudah selesai semua. Kemarin DPO terakhir sudah ditembak. Sudah tidak ada kelompok lain di wilayah ini,” kata Dedi, kepada wartawan, Jumat (30/9).
Sebelumnya, tim Satuan Tugas Madago Raya menembak mati Askar alias Jaid alias Pak Guru, anggota kelompok teroris MIT pada Kamis (29/9).
Sementara itu, Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo mengatakan, tewasnya Pak Guru menandakan seluruh anggota MIT tak lagi berkeliaran di wilayah Poso. Seluruh buronan MIT kini telah dilakukan penegakan hukum.
Jenderal bintang empat itu menyebut, saat ini Polri fokus akan menjalankan program-program untuk mencegah munculnya kelompok radikal baru. Sehingga tidak ada lagi ideologi yang bertentangan dengan Pancasila.
Caranya, kata Kapolri, yakni bekerja sama dengan seluruh elemen bangsa. Seperti para tokoh agama dari seluruh agama yang diakui negara, maupun tokoh masyarakat.
"Jadi, ke depan kita harus menjaga persatuan kesatuan, menjaga keberagaman, menjaga negara Kesatuan Republik Indonesia dan tentunya ini menjadi modal bagi kita untuk mewujudkan Indonesia maju, Indonesia emas di tahun 2024," tambah Sigit.
Sebagai pengingat, kelompok MIT dipimpin oleh Ali Kalora sejak tahun 2016. Artinya, sudah lima tahun Ali Kalora menjadi pimpinan kelompok separatis itu. Dia memimpin MIT menggantikan Santoso alias Abu Wardah yang ditembak oleh Satuan Tugas Operasi Tinombala pada 18 Juli 2016 dalam sebuah operasi penyergapan. Selama lima tahun itu pula, nama Ali Kalora masuk dalam daftar pencarian orang (DPO) kepolisian.
Sementara itu, Ali Kalora dan satu anggotanya Jaka Ramadhan tewas dalam kontak senjata dengan Satgas Madago Raya pada 18 September 2021. Insiden terjadi di Desa Astina, Kecamatan Torue, Kabupaten Parimo, Sulawesi Tengah.