Polri Prediksi 5-6 April Puncak Arus Mudik Lebaran

JAKARTA – Korps Lalu Lintas (Korlantas) Mabes Polri memperkirakan puncak arus mudik Hari Raya Idulfitri 2024 pada 5-6 April 2024. Pada periode itu, sekira 136,7 juta masyarakat Indonesia akan mudik ke kampung halaman mereka.

Kepala Bagian Operasi Korps Lalu Lintas Mabes Polri, Komisaris Besar (Kombes) Eddy Djunaedi menabahkan, puncak arus balik akan jatuh pada 14-15 April 2024.

“Tanggal 5 dan 6 April prediksi puncak mudik sedangkan arus balik pada 14-15 April,” kata Eddy, di Jakarta, Kamis (7/6).

Selanjutnya, Kepala Biro Penerangan Masyarakat Mabes Polri, Brigadir Jenderal (Brigjen) Trunoyudo Wisnu Andiko menguraikan, Korlantas Mabes Polri tengah menyiapkan skema penanganan arus mudik dan arus balik. Polisi tengah mengkaji soal rekayasa lalu lintas yang akan diterapkan di sejumlah jalan baik di ruas tol maupun jalur arteri.

“Kakorlantas menyampaikan, kebijakan rekayasa lalu lintas ini dituangkan pada SKB dengan stakeholder terkait. Akan ada pula beberapa pola lalu lintas seperti contra flow, one way dan pembatasan operasional angkutan barang sumbu tiga,” kata Trunoyudo.

Polri turut membuat prediksi sejumlah wilayah yang akan menjadi tujuan para pemudik. Direktur Penegakan Hukum Korlantas Polri, Brigjen Raden Slamet Santoso mengatakan, wilayah yang akan menjadi sasaran pemudik itu yakni Jawa Tengah, Yogyakarta.

“Jadi mulai Jakarta kemudian kalau ke wilayah timur itu Jawa Barat, Jawa Tengah, Yogyakarta. Jateng dan DIY itu selain jalur lintasan jadi jalur tujuan orang mudik itu paling besar persentasenya ada di Jawa Tengah dan Yogyakarta. Nomor dua, Jawa timur. Nomor tiga baru Sumatra,” kata Slamet.

Kakorlantas Inspektur Jenderal (Irjen) Aan Suhanan sebelumnya menguraikan prediksi jumlah pemudik Idulfitri 2024 meningkat dari tahun sebelumnya yakni mencapai 123 juta. Karena itu, dia meminta jajarannya agar mengelola arus lalu lintas dengan baik.

Kakorlantas meminta jajarannya melakukan peninjauan dan pemetaaan sejumlah jalan yang kerap dilalui para pemudik. Kemudian,  menerapkan sejumlah skema rekayasa lalu lintas dengan baik.

Tak hanya itu saja, untuk mengantisipasi kemacetan, pihaknya harus melakukan pembatasan jam operasional angkutan barang saat musim mudik tiba. Kecuali mobil pengangkut Bahan Bakar Minyak (BBM).