09 Maret 2022
11:30 WIB
Editor: Leo Wisnu Susapto
TIMIKA – Kepolisian Daerah (Polda) Papua mengingatkan, perusahaan yang dipercayakan mengerjakan proyek pemerintah di wilayah pedalaman, agar melakukan koordinasi dengan kepolisian wilayah setempat maupun TNI untuk pengamanan.
Koordinasi dengan TNI dan Polri dibutuhkan untuk memberikan jaminan keamanan kepada para pekerja dari berbagai potensi gangguan. Terutama, oleh Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) di Papua.
"Kami berharap kepada seluruh masyarakat, terutama pihak-pihak perusahaan yang melaksanakan pembangunan di pedalaman agar melakukan komunikasi dan koordinasi dengan rekan-rekan kami yang ada di kewilayahan, apakah itu Polres, Polsek atau bahkan dengan rekan-rekan TNI," papar Kabid Humas Polda Papua, Komisaris Besar (Kombes) AM Kamal di Timika, Rabu (9/3).
Dia menyebutkan pembunuhan pekerja proyek pemerintah oleh KKB, harus menjadi pelajaran.
Pada Desember 2018, 28 pekerja PT Istaka Karya (Persero) tewas dibunuh KKB. Mereka terbunuh saat mengerjakan proyek Jalan Trans Papua di Kabupaten Nduga.
Kemudian, 3 Maret 2022, KKB membunuh delapan pekerja perbaikan BTS 3 Telkomsel di Kampung Jenggeran, Distrik Beoga, Kabupaten Puncak. Sebagian dari korban adalah karyawan PT Palapa Timur Telematika (PTT).
"Kalau melihat hal-hal yang ganjil, tolong hati-hati dan tetap berwaspada, lakukan komunikasi dan koordinasi dengan aparat terkait," kata Kombes Kamal.
Dia sampaikan, saat ini ada sejumlah hal memicu tidak optimalnya pengawalan proyek pemerintah di Papua. Seperti kondisi geografis wilayah Pegunungan Tengah Papua yang sulit. Serta keterbatasan personel aparat keamanan baik TNI maupun Polri.
Itu yang menyebabkan tidak semua keberadaan karyawan bisa diawasi secara terus-menerus. Apalagi, jika lokasi proyek yang dikerjakan itu jauh dari pusat kota.
"Proyek pembangunan dan perbaikan BTS di Distrik Beoga Barat itu saja tidak diketahu pemerintah daerah setempat,” sebut Kamal.
Lokasi tower itu dibangun dengan ibukota Distrik Beoga kalau ditarik garis lurus hanya sekitar 15 kilometer. Akan tetapi, kalau berjalan kaki bisa tiga hari tiga malam baru sampai, lanjut dia.
Sebelumnya, Direktur Operasi PT PTT Eddy Siahaan menyebut pekerjaan proyek Palapa Ring Timur yang ditangani oleh PT PTT merupakan program strategis nasional yang dimulai sejak 2017.