17 September 2021
14:54 WIB
Penulis: Gisesya Ranggawari
Editor: Leo Wisnu Susapto
JAKARTA – Ketua DPP PKS, Bukhori Yusuf mengkritik, pernyataan Panglima Komando Strategis TNI Angkatan Darat (Pangkostrad) Letnan Jenderal (Letjen) TNI Dudung Abdurrachman tentang semua agama benar di mata Tuhan. Menurut dia, soal kebenaran agama sejatinya bukan domain TNI.
Selain itu, dalam kapasitas Dudung sebagai pejabat militer, Bukhori mengingatkan kebijaksanaan dan kehati-hatian Dudung dalam menyampaikan pernyataan yang berada di luar domain TNI agar tidak mengulang kontroversi di masa mendatang.
“Saya pikir bukan otoritas TNI untuk bicara tentang kebenaran agama. Namun perlu ditegaskan, bukan berarti dilarang secara mutlak. Tapi harus hati-hati," ujar Bukhori saat dihubungi wartawan, Jumat (17/9).
Menurut Bukhori, kehati-hatian itu diperlukan, mengingat isu agama bersifat sensitif dan prinsipil. Pernyataan ini juga seharusnya disampaikan oleh pihak yang selaras dengan kapasitasnya, seperti pemuka agama demi menghindari polemik.
Anggota Komisi VIII DPR ini menjelaskan, tugas TNI adalah menjaga pertahanan dan keamanan negara sebagaimana diatur dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia (UUD 1945). Maka, ia mengimbau Dudung untuk berbicara sesuai dengan kapasitasnya.
Ia merujuk pada Pasal 30 ayat 2 UUD 1945 yang menyebutkan, 'usaha pertahanan dan keamanan negara dilaksanakan melalui sistem pertahanan dan keamanan rakyat semesta oleh Tentara Nasional Indonesia dan Kepolisian Negara Republik Indonesia, sebagai kekuatan utama, dan rakyat sebagai kekuatan pendukung’.
“TNI diberikan mandat oleh konstitusi untuk menjadi lapis terdepan dalam usaha pertahanan dan keamanan negara. Sebab itu, saya mengingatkan agar Letjen Dudung berbicara sesuai dengan kapasitasnya,” tandas Bukhori.
Sebelumnya, Dudung sempat melontarkan pernyataan untuk mengingatkan kepada para prajuritnya agar menghindari sikap fanatik berlebihan terhadap suatu agama.
"Hindari fanatik yang berlebihan terhadap suatu agama. Karena semua agama itu benar di mata Tuhan," ucap Dudung di Batalyon Zipur 9 Kostrad, Ujungberung, Bandung, Jawa Barat beberapa waktu lalu.