01 Agustus 2023
18:44 WIB
Editor: Nofanolo Zagoto
JAKARTA - Deputi Bidang Kesetaraan Gender Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (KPPPA), Lenny N. Rosalin mengatakan, perempuan di Indonesia menghadapi dampak yang cukup signifikan dari perubahan iklim.
"Perubahan iklim memberikan dampak yang luar biasa bagi perempuan Indonesia, di antaranya seperti ketidakamanan pangan, kesehatan dan sanitasi, akses air bersih, migrasi dan konflik, peran sosial dan ekonomi, hingga kerentanan terhadap kekerasan berbasis gender," katanya, seperti dilansir Antara, Selasa (1/8).
Menurut Lenny, berbagai dampak tersebut sangat berpengaruh pada kehidupan perempuan, terutama perempuan penyintas kekerasan, perempuan kepala keluarga, dan perempuan pra-sejahtera yang kondisinya dapat diperburuk dengan adanya tantangan perubahan iklim.
Menghadapi tantangan perubahan iklim yang begitu kompleks, pihaknya menekankan pentingnya peran kunci perempuan dalam mitigasi dan adaptasi perubahan iklim, termasuk untuk mengintegrasikan dan mempertimbangkan peran perempuan dan kelompok rentan lainnya dalam kebijakan dan program nasional, maupun daerah.
Hal yang perlu menjadi pertimbangan di antaranya adalah peran perempuan sebagai pengelola sumber daya alam, akses perempuan terhadap pendidikan, kesehatan, dan pelatihan, serta promosi kesetaraan gender dalam pengambilan keputusan di tingkat masyarakat, regional, nasional, bahkan internasional.
Dalam upaya mendukung peran perempuan melestarikan lingkungan dan mengatasi dampak perubahan iklim, KPPPA menjalankan program pengembangan sumber daya manusia yang menyasar perempuan dengan menguatkan masyarakat tingkat tapak, melalui komunitas Srikandi Sungai Indonesia.
Kemudian, melalui model pengembangan Desa Ramah Perempuan dan Peduli Anak (DRPPA), di mana delapan dari 10 indikatornya berkontribusi pada upaya pelestarian lingkungan dan mengatasi dampak perubahan iklim.