14 Agustus 2024
13:32 WIB
Perjalanan 14 Agustus Sebagai Hari Pramuka
Gerakan Pramuka merupakan pendidikan nonformal yang mengadakan pendidikan kepanduan.
Penulis: Ananda Putri Upi Mawardi
Editor: Leo Wisnu Susapto
Wapres Ma`ruf Amin (tengah) didampingi Ketua Kwarnas Pramuka Budi Waseso (kiri) menyematkan tanda penghargaan gerakan pramuka kepada anggota pramuka di Buperta Cibubur, Jakarta, Rabu (14/8/2024). Antara Foto/Asprilla Dwi Adha.
JAKARTA – Kwartir Nasional Gerakan Pramuka, menentukan tema Hari Pramuka ke-63 tahun 2024 adalah “Pramuka Berjiwa Pancasila Menjaga NKRI”. Hari Pramuka dirayakan tiap 14 Agustus, lalu, bagaimana awal mulanya?
Dilansir dari laman Kwartir Nasional Gerakan Pramuka, gerakan ini adalah pendidikan nonformal yang mengadakan pendidikan kepanduan. Kata pramuka merupakan singkatan dari “Praja Muda Karana”, yang berarti orang muda yang suka berkarya.
Sejarah gerakan kepanduan di Indonesia bermula sejak zaman Hindia Belanda pada tahun 1912. Saat itu, sekelompok pandu di Batavia mulai berlatih dan menjadi cabang dari Nederlandsche Padvinders Organisatie (NPO).
Dua tahun berselang, cabang itu berdiri sendiri dengan nama Nederlands-Indische Padvinders Vereeniging (NIPV) atau Persatuan Pandu-Pandu Hindia Belanda. Sebagian besar anggotanya adalah pandu keturunan Belanda.
Pada 1916, berdiri Javaansche Padvinders Organisatie, organisasi kepanduan yang seluruhnya beranggotakan pandu bumiputera. Setelahnya, muncul berbagai organisasi kepanduan berbasis agama, kesukuan, dan lainnya. Contohnya, Padvinder Muhammadiyah (Hizbul Wathan), Nationale Padvinderij, dan Syarikat Islam Afdeling Pandu.
Perkembangan kepanduan Hindia Belanda itu membuat Bapak Pandu Sedunia, Lord Baden-Powell, berkunjung pada 1934. Pada 1941, All Indonesian Jamboree atau “Perkemahan Kepanduan Indonesia Oemoem" diadakan di Yogyakarta.
Pada 1945 terbentuk Pandu Rakyat Indonesia, satu-satunya organisasi kepramukaan di Indonesia.
Namun, Pandu Rakyat Indonesia dilarang berdiri ketika terjadi agresi militer Belanda. Ini memicu munculnya berbagai organisasi kepanduan lain hingga mencapai 100 organisasi.
Pada Oktober 1959, Presiden Soekarno dan Sri Sultan Hamengku Buwono IX melebur berbagai organisasi kepanduan itu dalam satu wadah, yaitu Pramuka. Pada tanggal 9 Maret 1961 nama Pramuka diresmikan dan hari itu diperingati sebagai Hari Tunas Gerakan Pramuka.
Lalu, pada 14 Agustus 1961 gerakan pramuka resmi diperkenalkan kepada masyarakat luas dalam upacara di Istana Negara. Tanggal itu kini diperingati sebagai Hari Pramuka setiap tahunnya.