22 Maret 2022
11:28 WIB
Editor: Leo Wisnu Susapto
JAKARTA – Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) melaporkan, fenomena pergerakan tanah mengancam 200 jiwa dari 62 KK warga Desa Nampar Macing, Kecamatan Sano Nggoang, Kabupaten Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur (NTT).
"Warga setempat menyampaikan pada Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Manggarai Barat, ancaman pergerakan tanah telah ada sejak 2016, 2018 dan 2021," kata Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari, dalam keterangan tertulis, Selasa (22/3).
Muhari lalu melanjutkan, warga menuturkan, peristiwa pergerakan tanah pada Jumat (18/3) adalah yang terparah. Masyarakat, sambung dia lagi, mengkhawatirkan, kondisi itu dapat berpotensi menjadi bencana.
Berdasarkan laporan visual dari giat kaji cepat yang dilakukan tim BPBD Kabupaten Manggarai Barat, beberapa retakan tanah terpantau mulai dari halaman rumah hingga bagian dalam rumah warga.
Beberapa titik retakan juga terlihat di bagian dinding rumah warga dan telah merusak tiang penyangga bagian teras rumah.
Di samping itu, tim kaji cepat BPBD Kabupaten Manggarai juga melaporkan adanya tanah gembur yang apabila ditekan atau diinjak terasa bergoyang.
Pemerintah Daerah Kabupaten Manggarai Barat melalui BPBD Kabupaten Manggarai Barat bersama instansi terkait, telah memberikan imbauan kepada warga agar melakukan antisipasi segala hal yang dapat terjadi terkait ancaman bencana dari fenomena pergerakan tanah.
BPBD Kabupaten Manggarai juga telah mendata dan memberikan sosialisasi kepada warga, untuk bersedia direlokasi ke wilayah yang lebih aman dari potensi ancaman bencana.
Tim ahli geologi atau instansi terkait lainnya. Sambung Muhari, dibutuhkan untuk memastikan kondisi dan risiko dari ancaman atas fenomena pergerakan tanah yang terjadi. Sehingga langkah-langkah pencegahan dan mitigasi bencana dapat segera dilakukan.