29 November 2022
08:49 WIB
Editor: Leo Wisnu Susapto
JAKARTA – Usai gempa bumi Magnitudo (M) 5,6 yang mengguncang Cianjur pada Senin (21/11), warga mengonsumsi air selokan yang bening dan sebelumnya keruh. Fenomena itu terjadi karena rusaknya infrastruktur pipa Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirta Mukti, milik Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Cianjur.
“Akibat gempa, air pipa meluber ke segala arah hingga masuk ke selokan,” urai Pelaksana tugas (Plt) Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Abdul Muhari dalam keterangan tertulis, Senin (28/11).
Fenomena rusaknya pipa dan melubernya air PDAM itu lantas dimanfaatkan warga pengungsi Kampung Nagrak Wetan, RT 02 RW 11, Desa Limbangansari, Kecamatan Cianjur, Kabupaten Cianjur.
Dede, warga setempat yang terpaksa mengungsi karena rumahnya rusak dan tidak layak huni pascagempabumi menuturkan, kebocoran pipa PDAM ke selokan itu menjadi berkah di tengah masa sulit.
“Kebetulan kami mengungsi karena rumah rusak dan tidak bisa ditempati. Untuk air bersih untuk cuci tangan, cuci muka, nyuci baju dan lain-lain ada air dari PDAM yang bocor ke selokan. Air-nya jernih bersih sekali. Kami manfaatkan,” urai Dede.
Kerusakan pipa PDAM yang kemudian dimanfaatkan warga pengungsi itu dibenarkan oleh pihak PDAM Tirta Mukti Kabupaten Cianjur. Hadi Koswara selalu Kepala Bagian Perencanaan PDAM Tirta Mukti Kabupaten Cianjur menuturkan bahwa setelah guncangan hebat gempabumi, beberapa titik pipa memang mengalami kerusakan. Akibatnya, air meluber ke segala arah termasuk ke selokan, seperti yang terjadi di Kampung Nagrak Wetan.
“Itu adalah air PDAM. Saat terjadi gempabumi, pipa kami rusak dan bocor,” ujar Hadi.
Baca juga: Sesar Cimandiri Sumber Energi Terdekat Gempa Cianjur
Dua hari setelah pipa mengalami kerusakan, pihak PDAM segera turun tangan untuk melakukan perbaikan. Perbaikan agak sedikit lambat karena alasan keamanan. Sebab, lokasi titik kerusakan pipa itu berada di jalur utama lalu lintas logistik dan evakuasi warga terdampak gempabumi.
“Karena alasan keamanan. Jadi jalur itu adalah jalur utama untuk evakuasi,” jelas Hadi.
Usai perbaikan pipa PDAM, kemudian air selokan kembali keruh dan warga tidak lagi memanfaatkannya.
Sebagai antisipasi dan menyambung kebutuhan air bersih warga pengungsi, BNPB bersama PDAM Tirta Mukti Kabupaten Cianjur secara rutin mendistribusikan air dengan mobil tangki.
BNPB dan PDAM Tirta Mukti juga selalu memberikan sosialisasi kepada warga pengungsi agar tidak memanfaatkan air sembarangan atau air kotor untuk segala kebutuhan air selama masa darurat bencana. Hal itu dilakukan guna mencegah penyakit yang bersumber dari air yang tidak higienis seperti diare, gatal-gatal dan penyakit lainnya.