17 April 2023
14:54 WIB
Editor: Rikando Somba
KUPANG – Nusa Tenggara Timur (NTT) tengah menggenjot produksi pertaniannya. Salah satu upaya yang dilakukan adalah meminta warga yang memiliki ternak untuk tidak melepaskan ternaknya dari kandang, sehingga masuk ke lahan-lahan pertanian milik petani yang berdampak pada berkurangnya hasil panen.
Gubernur Nusa Tenggara Timur Viktor Bungtilu Laiskodat meminta warga yang tidak melepaskan ternaknya, liar di alam.
Soal sanksi terhadap mereka yang melakukan pelepasan hewan ternaknya sembarangan, akan dibicarakan oleh Gubernur Victor bersama para penegak hukum.
"Kami perlu ingatkan semua warga NTT yang memiliki ternak agar ternak dikandangkan sehingga tidak merusak lahan pertanian warga yang bisa membuat hasil panen milik para petani berkurang," kata Gubernur Viktor Kupang, Senin (17/4).
Dia menegaskan, seluruh ternak milik warga harus dikandangkan, sedangkan kebun tidak boleh dipagar.
Jika ada hewan ternak milik orang lain masuk ke kebun seseorang, makan ternak itu bisa dimiliki oleh si pemilik lahan pertanian atau kebun.
“Siapa punya ternak masuk di kebun, maka yang punya kebun boleh ambil piara dan jadi miliknya, mau potong kasi mati juga boleh. Nanti kita omong dengan para Kapolres tentang teknis penanganan," imbuhnya.

Sementara, terkait hasil ternak, Balai Karantina Pertanian Kupang mencatat sebanyak 1.650 ekor sapi dikirim dari Nusa Tenggara Timur (NTT) untuk memenuhi kebutuhan masyarakat di tiga provinsi, yaitu DKI Jakarta, Riau, dan Kalimantan Selatan.
"Ada 1.650 ekor sapi dikirim ke tiga wilayah yaitu Jakarta, Pekanbaru, dan Banjarmasin, masing-masing sebanyak 550 ekor," kata Kepala Balai Karantina Pertanian Kelas I Kupang Yulius Umbu Hunggar di Kupang, NTT, Kamis.
Kirim Sapi
Yulius menjelaskan seribuan ekor sapi itu dimuat dan dikirim dari Pelabuhan Laut Wini, Kabupaten Timor Tengah Utara, dan Pelabuhan Tenau, Kota Kupang.
Dikutip dari Antara, dia menjelaskan pengiriman sapi ditandai dengan kegiatan pelepasan ekspor sapi serta penyerahan sertifikat karantina sapi oleh Kepala Badan Karantina Pertanian Kementerian Pertanian dan Wakil Gubernur NTT pada Rabu (12/3/2023).
Proses pengiriman, kata dia, berlangsung bertahap menggunakan beberapa kapal yaitu KM Asia Pasifik, KM Camara Nusantara 4, dan KM Camara Nusantara 2.
Pengiriman sapi itu untuk memenuhi permintaan kebutuhan di daerah tujuan terutama untuk menyambut momentum Hari Raya Idulfitri 1441 Hijriah.
"Secara keseluruhan sudah ada 13.000 ekor hewan yang dikirim dari NTT untuk kebutuhan masyarakat di berbagai wilayah Indonesia pada momentum bulan Ramadan ini," katanya.
Wakil Gubernur NTT Josef Nae Soi mengatakan NTT dapat mengirim sapi dengan leluasa karena daerahnya masih berstatus zona hijau atau bebas dari serangan penyakit mulut dan kuku (PMK) dan Lumpy Skin Disease (LSD).
"Kami pemerintah daerah senang dan bangga karena NTT bisa terhindar dari bahaya PMK dan LSD berkat kerja keras dari berbagai pihak," katanya.