Mendikdasmen Abdul Mu'ti (tengah) memberikan keterangan kepada media usai Peluncuran Uji Terap Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) Jenjang Pendidikan Menengah di kantor Kemendikdasmen, Jakarta, Kamis (7/8). Validnews/Ananda Putri
JAKARTA - Pemerintah melalui Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen) melakukan uji coba penerapan Pendidikan Jarak Jauh (PJJ) di jenjang pendidikan menengah. Uji coba dilakukan di Sekolah Indonesia Kota Kinabalu (SIKK), Sabah, Malaysia, dengan target PJJ tahun ini 100 murid.
"Ini merupakan program yang pertama kali diselenggarakan oleh kementerian dengan berbagai mitranya yang tujuannya adalah untuk memberikan akses pendidikan yang semakin mudah," ujar Mendikdasmen, Abdul Mu'ti, dalam acara Peluncuran Uji Terap PJJ Jenjang Pendidikan Menengah di kantor Kemendikdasmen, Jakarta, Kamis (7/8).
PJJ, kata dia, saat ini dibuka untuk anak-anak yang secara geografis tinggal jauh dari satuan pendidikan formal. Contohnya, anak-anak yang menempuh pendidikan nonformal di perbatasan.
Meski begitu, seiring waktu program ini akan dibuka untuk anak-anak yang karena berbagai hal tidak bisa menempuh pendidikan formal. Misalnya, anak yang terpaksa bekerja atau memiliki kendala ekonomi.
Mu'ti juga berkata, penerapan PJJ bekerja sama dengan sekolah pengampu yang dalam uji coba ini adalah SMAN 2 Padalarang. Sekolah pengampu bertugas menjaga standar pembelajaran, sehingga murid yang mengikuti PJJ tetap memperoleh ijazah yang setara dengan pendidikan formal.
Sementara itu, Direktur Jenderal Pendidikan Vokasi, Pendidikan Khusus, dan Pendidikan Layanan Khusus (Dirjen Diksi PKPLK) Kemendikdasmen, Tatang Muttaqin menambahkan, PJJ dilakukan menggunakan bahan ajar yang ada di Learning Management System (LMS) dan Rumah Pendidikan. Bahan ajar yang disiapkan sekolah nantinya juga bisa diakses secara daring dan diunduh untuk belajar tanpa internet.
"Sesuai peta jalan penerapan kebijakan PJJ, saat ini kami sedang mempersiapkan dan mengembangkan infrastruktur teknologi informasi dan komunikasi untuk mendukung PJJ," terang Tatang.
Dia melanjutkan, pemerintah akan memantau hasil uji coba PJJ. Jika hasilnya baik, PJJ akan direplikasi di 34 satuan pendidikan di 34 provinsi pada tahun 2026. Lalu, pada penghujung pemerintahan diharapkan ada sekolah berjarak jauh nasional.
Tatang berkata, penerapan PJJ diharapkan bisa menghadirkan pemerataan pendidikan bagi seluruh anak Indonesia. Terlebih, data Kemendikdasmen menunjukkan tahun ini masih terdapat 3,9 juta anak yang tidak sekolah.
Dari angka itu, sekitar 25% dari mereka memutuskan untuk tidak melanjutkan sekolah dengan berbagai alasan. Mulai dari tidak ada biaya untuk sekolah, bekerja atau mencari nafkah, mengurus rumah tangga, dan tidak ada sekolah yang dekat dari rumah.