11 November 2024
12:30 WIB
Pemerintah Tambah Tempat Pengungsian Korban Gunung Lewotobi
Korban bencana Gunung Lewotobi bertambah karena aktivitas gunung yang meningkat.
Penulis: Oktarina Paramitha Sandy
Editor: Leo Wisnu Susapto
Gunung Lewotobi Laki-laki mengeluarkan material vulkanik yang teramati dari Desa Pululera di Wulanggitang, Kabupaten Flores Timur, NTT, Rabu (10/1/2024). Antara Foto/Mega Tokan.
JAKARTA - Pemerintah tengah menyiapkan pos pengungsian baru karena jumlah pengungsi yang terdampak erupsi Gunung Lewotobi Laki-Laki terus bertambah.
Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Abdul Muhari menyebutkan, hingga Sabtu (9/11) pukul 20.00 WITA, jumlah pengungsi yang terdampak erupsi Gunung Lewotobi Laki-Laki di Kabupaten Flores Timur, Nusa Tenggara Timur, mencapai 11.445 warga.
“Akibat tingginya aktivitas erupsi dalam beberapa hari terakhir yang juga berdampak pada perluasan zona rekomendasi sektoral menjadi sembilan kilometer (km) barat daya dan barat laut,” jelas Muhari dalam keterangan yang diterima, Senin (11/11).
Muhari menjelaskan, demi keselamatan para pengungsi, pemerintah telah berencana untuk memindahkan dua pos pengungsian yang berada di Desa Hikong dan Desa Kringa. Hal ini karenakan dua pengungsian tersebut sempat terdampak hujan abu.
Padahal jarak dari puncak gunung ke lokasi pengungsian tersebut sudah melebihi radius aman yang dikeluarkan PVMBG, yakni sekitar 12 hingga 15 kilometer. Oleh karena itu, demi keselamatan warga dua pos pengungsian tersebut akan dipindahkan ke tempat yang lebih aman.
Terkait pemindahan ini, pihaknya telah memerintahkan Pemda untuk menyiapkan bis-bis guna dan truk untuk memindahkan warga dan barang-barang yang diperlukan, pihaknya pun telah meminta PLN dan unit kesehatan untuk menyiapkan layanannya di pos pengungsian baru yang sedang disiapkan.
“Walaupaun sudah berjarak sekitar 12 sampai 15 kilometer dari gunung, namun masih terdampak hujan pasir, oleh karena itu akan digeser ke Flores Timur di kampung Kanada, sehingga mereka tidak terganggu lagi hujan pasir dan debu,” papar Muhari.
Muhari menjelaskan, pihaknya pun telah meninjau beberapa pengungsi yang melakukan pengungsian mandiri di perkebunan pribadi mereka.
Pihaknya pun menyalurkan sejumlah bantuan dan meminta warga tersebut untuk segera bergabung dengan pos pengungsi yang sudah ada, sehingga semua kebutuhan pengungsi bisa diberikan dengan lengkap di pos pengungsian.
“Kami juga minta mereka ke pos pengungsian agar anak-anak mereka bisa mendapatkan layanan psikososial untuk menghilangkan rasa trauma mereka akan bencana ini, sambil kami siapkan sarana prasarana dan gurunya,” lanjut Muhari.