24 Juli 2025
17:01 WIB
Pemerintah Minta Tiap Sekolah Punya SOP Bencana Dan Kedaruratan
Adanya SOP bencana dan kedaruratan serta simulasi terstruktur secara berkala memastikan para murid tahu apa yang harus dilakukan saat ada bencana atau keadaan darurat.
Editor: Rikando Somba
Ilustrasi edukasi perlindungan kepala kepada siswa di sebuah sekolah dasar di Tangerang. Antara Foto/Sulthony Hasanuddin
JAKARTA- Idealnya setiap siswa sekolah di Tanah Air mengetahui apa yang harus dilakukan secara sederhana untuk menyelamatkan diri saat bencana terjadi. Begitu pula, kondisi darurat, harus lah bisa dimitigasi oleh siswa. Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen), karenanya, meminta sekolah untuk menyusun Standar Operasional Prosedur (SOP) kedaruratan serta simulasi terstruktur secara berkala yang relevan dengan risiko di lingkungan masing-masing.
Direktur Guru Pendidikan Dasar Ditjen GTKPG Kemendikdasmen Rachmadi Widdiharto, Kamis (24/7) mengatakan adanya SOP kedaruratan dan simulasi terstruktur secara berkala memastikan para murid tahu apa yang harus dilakukan saat ada bencana atau keadaan darurat.
“Kami mendorong dan meminta setiap satuan pendidikan di Indonesia untuk memiliki SOP kedaruratan yang relevan dengan risiko di lingkungan masing-masing dan melaksanakan simulasi secara berkala. Tanpa SOP dan simulasi yang terstruktur, kita mempertaruhkan keselamatan murid dan seluruh warga sekolah,” kata Rachmadi di Jakarta.
SOP kedaruratan sebagai bagian dari implementasi Satuan Pendidikan Aman Bencana (SPAB). SOP tidak hanya memuat pendekatan risiko agar aman terhadap bencana, melainkan juga berbagai risiko lain di sekolah, seperti masalah kekerasan dan perundungan.
Baca juga: Menko Polkam Perintahkan Penegakan Hukum Menangani Karhutla Riau
BNPB Catat Karhutla Dominasi Bencana di Indonesia
Ia menegaskan penciptaan lingkungan belajar yang aman dan nyaman bukan hanya melalui bangunan fisik yang kuat dan kokoh, namun juga sistem kesiapsiagaan yang sistematis. Terhadap hal ini, kepala sekolah, guru, hingga tenaga pendidik, memainkan peran strategis untuk memfasilitasi penyusunan hingga simulasi kedaruratan tersebut secara berkala. Dan, pelaksanannya dilakukan bersama dengan para murid.

Masuk Dalam Program Sekolah
Di kesempatan berbeda, Gubernur Sulawesi Barat Suhardi Duka mencanangkan program Taruna Siaga Bencana (Tagana) Masuk Sekolah (TMS) sebagai upaya meningkatkan kesiapsiagaan bencana sejak dini.
"Program Tagana Masuk Sekolah ini penting untuk memperkuat mitigasi terhadap risiko bencana di Sulbar," kata Suhardi Duka saat membuka pembekalan instruktur program Tagana Masuk Sekolah, di Mamuju, Selasa.
Dikutip dari Antara, Pembekalan instruktur program Tagana Masuk Sekolah yang dilaksanakan Dinas Sosial Provinsi Sulbar itu, kata Suhardi, bertujuan memperkuat kesiapsiagaan dan edukasi kebencanaan sejak usia dini. Apalagi wilayah Sulbar memiliki potensi risiko bencana yang tinggi. Memnurutnya, diperlukan upaya mitigasi yang komprehensif, salah satunya dengan mempersiapkan kalangan pelajar dan siswa-siswi menjadi relawan Tagana.
Meskipun sistem mitigasi sudah dirancang dengan baik, namun menurut dia hal tersebut tidak akan efektif jika tidak didukung oleh sumber daya manusia (SDM) yang terlatih.
Para relawan Tagana yang telah dibekali pelatihanakan berperan sebagai instruktur di sekolah-sekolah, mulai dari jenjang SD, SMP hingga SMA dan sederajat.