02 Juli 2022
17:46 WIB
Editor: Rikando Somba
JAKARTA -Sumber daya pelaut Indonesia harus mampu bersaing dengan pelaut-pelaut negara lain, terutama dengan warga negara tetangga. Persaingan ini diyakini akan kian keras menjelang dengan berlakunya Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA). Kementerian Perhubungan melalui Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Perhubungan (BPSDMP) kini mempersiapkan pelaut-pelaut andal lulusan Balai Besar Pendidikan Penyegaran dan Peningkatan Ilmu Pelayaran Jakarta agar bisa bersaing dalam pemberlakuan MEA.
Ini dikatakan BPSDMP, Djoko Sasono saat melantik 61 Pelaut Ahli Nautika Tingkat I dan Ahli Teknika Tingkat I dalam upacara Pelantikan Perwira Transportasi ke-60, Sabtu (2/7). MEA sendiri akan diberlakukan pada 2025 berdasar persetujuan Cetak Biru Masyarakat Ekonomi ASEAN 2025.
"Dalam upaya membangkitkan dunia maritim Indonesia dan berhadapan dengan MEA, sumber daya pelaut harus mampu bersaing dan memiliki keunggulan baik sikap, pengetahuan dan keahlian," kata Kepala BPSDMP Kementerian Perhubungan Djoko Sasono dalam keterangan tertulis di Jakarta, Sabtu.
Dia mengatakan, kehidupan pelaut dalam term pelayaran dunia Bon Voyage bukanlah perjuangan yang mudah . Pada era mendatang tantangan yang akan dihadapi semakin berat. Ia menambahkan tugas dan tanggung jawab pelaut penuh resiko dan tantangan dalam menghadapi ketidakpastian kondisi alam serta meninggalkan keluarga, terlebih lagi dengan kondisi pandemi yang saat ini masih terjadi.
"Oleh karena itu kita semua harus selalu produktif dan aktif dalam meningkatkan kemampuan diri sebagai pelaut profesional yang mampu bersaing secara global khususnya dalam menghadapi MEA," ujarnya.
Djoko juga mengingatkan, agar para pelaut agar selalu disiplin menerapkan protokol kesehatan di manapun berada, khususnya di pelabuhan-pelabuhan yang disinggahi dimana terdapat resiko penularan covid-19 yang cukup tinggi.
Kontribusi Untuk Perekonomian
Sementara, Direktur BP3IP Jakarta, Ahmad menjelaskan, pelantikan perwira transportasi laut kali ini mengusung tema The Bon Voyage of Marine Officer Class I Your Voyage Then and Now Share Your Journey. Tema tersebut dipilih dalam rangka memperingati hari pelaut sedunia dan untuk mengapresiasi serta memberi penghormatan kepada para pelaut yang menjadi bagian distribusi global, dimana pelaut memiliki peran penting sebagai tulang punggung perekonomian sebuah negara.
“Sebagai salah satu bentuk dukungan BP3IP guna mewujudkan hal tersebut adalah dengan terus bekerja keras menyediakan jasa pendidikan pelaut yang berkualitas sehingga menghasilkan lulusan yang profesional dan berdaya saing global,” katanya.
Dikutip dari Antara, Ahmad mengatakan wisudawan yang dilantik merupakan para pelaut program diklat pelaut tingkat I Nautika sebanyak 38 orang dan program Diklat Pelaut Tingkat I Teknika sebanyak 23 orang. Para lulusan diberikan sertifikat Ahli Nautika dan Teknika Tingkat 1.
“Para Peserta Bon Voyage juga mendapatkan Predikat Kepelautan Master Mariner bagi lulusan diklat Nautika dan Predikat Kepalautan Master Marine Engineer bagi lulusan Teknika,” tutupnya.
Sebelumnya, BPSDM Kemenhub juga mempromosikan empat sekolah pelayaran di tanah air ke Malaysia. Promosi ini dilakukan dalam agenda Exhibition International World Maritime Week 22 (WMW 2022) yang diselenggarakan Malaysia Shipowners Association (MASA).
Promosi
Keempat sekolah pelayaran tersebut adalah yang berada di bawah Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BPSDM) Kementerian Perhubungan RI, yakni Sekolah Tinggi Ilmu Pelayaran Jakarta, Politeknik Ilmu Pelayaran Semarang, Politeknik Ilmu Pelayaran Makassar dan Politekenik Pelayaran Surabaya
Sekolah-sekolah ini diyakini mampu bersaing dengan SDM pelaut lainnya dari negara lain untuk berkontribusi dalam SDM angkutan laut di Malaysia.
“Keempat sekolah ini setiap tahunnya meluluskan rata-rata 300 orang dengan kualifikasi sertifikasi standar internasional, “ kata Atase Perhubungan Capt. Supendi beberapa waktu lalu.
Hingga saat ini jumlah pelaut Indonesia yang bekerja di perusahaan pelayaran Malaysia sekitar 2500 ABK.