c

Selamat

Jumat, 26 April 2024

NASIONAL

20 September 2021

20:18 WIB

Pelacakan Kontak Erat Tiap Kasus Covid-19 Sudah 10 Orang

Pemerintah masih terus menyempurnakan platform pelacakan kontak

Penulis: Wandha Nur Hidayat

Editor: Leo Wisnu Susapto

Pelacakan Kontak Erat Tiap Kasus Covid-19 Sudah 10 Orang
Pelacakan Kontak Erat Tiap Kasus Covid-19 Sudah 10 Orang
Petugas mengambil sampel tes cepat antigen saat melakukan pelacakan covid-19. ANTARAFOTO/Nyoman Hendra Wibowo

JAKARTA – Menteri Kesehatan (Menkes), Budi Gunadi Sadikin menyatakan, jumlah kontak erat yang dilacak per kasus konfirmasi positif covid-19 kini rata-rata mencapai 10 orang, baik di Jawa-Bali dan luar Jawa-Bali. Disebut TNI dan Polri berperan dalam peningkatan ini.

"Sampai sekarang rata-rata sudah ada 10 kontak erat per kasus konfirmasi. Ini juga terima kasih kepada Menko Maritim dan Investasi serta Menko Perekonomian yang terus mendorong peningkatan pelacakan," ujar Budi dalam telekonferensi, Senin (20/9).

Namun, lanjut dia, sampai saat ini rata-rata baru 50% dari kontak erat yang telah dilacak (tracing) dilakukan pemeriksaan atau testing. Padahal seharusnya pemeriksaan dilakukan terhadap semua kontak erat untuk kemudian diisolasi terpusat apabila positif covid-19.

Pemerintah masih terus menyempurnakan platform pelacakan kontak erat ini agar ke depan benar-benar menjadi jauh lebih siap apabila terjadi gelombang ketiga. Atau, apabila pandemi covid-19 sudah berhasil ditekan menjadi endemi ke depannya.

"Karena dengan fungsi pelacakan yang baik, tracing yang baik, kita bisa dengan cepat melakukan analisis klaster mana atau mikro lockdown di mana yang harus kita lakukan, tidak usah dalam skala besar," ungkap dia.

Budi menjelaskan jumlah testing juga sudah meningkat hingga 1,1 juta orang per pekan di pekan lalu. Jumlah ini hampir empat kali lipat lebih banyak dari standar WHO yakni 1 per 1.000 orang per pekan atau sekitar 270 ribu orang, dengan positivity rate di bawah 5%.

"Sekarang positivity rate kita di bawah 5%, kita sudah 1,1 juta orang per minggu. Sudah hampir empat kali lipat dari standarnya WHO. Ini saya lihat juga terus meningkat walaupun positivity rate kita sekarang sudah turun di bawah 3%," urai dia.

Seperti halnya jumlah tracing, dia berharap jumlah testing juga dapat terus dijaga dan ditingkatkan agar identifikasi lebih cepat dilakukan terhadap kasus positif. Dengan demikian, respons pemerintah atas kondisi pandemi bisa lebih cepat dan tepat.

Budi menyayangkan 50% kontak erat tidak mau diperiksa karena khawatir atau takut apabila ternyata dirinya positif covid-19. Mereka diharap tak takut karena 80% kasus covid-19 tak perlu masuk rumah sakit, dan 80-90% yang masuk rumah sakit bisa sembuh.

Lebih lanjut, dia menuturkan Kemenkes akan melakukan seroprevalence survei setiap enam bulan sekali. Survei ini bertujuan untuk mengetahui jumlah orang yang sudah tertular dan titer antibodi mereka sehingga kebijakan yang dirumuskan berbasis data-data riil.

"Diharapkan dalam dua bulan, survei yang bekerja sama dengan WHO, Kemendagri, dan beberapa perguruan tinggi ini bisa kita lakukan di 100 kabupaten dan kota di 34 provinsi," pungkas Budi. 


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar