31 Agustus 2023
12:00 WIB
Editor: Leo Wisnu Susapto
JAKARTA - Ketua Tanfiziah Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Nasyirul Falah Amru (Gus Falah) menyatakan prihatin akan pembotakan 19 siswi SMP Negeri 1 Sidodadi Lamongan, Jawa Timur. Tindakan oknum guru itu terjadi karena belasan siswi itu mengenakan jilbab tanpa memakai daleman kerudung atau ciput.
"Oknum guru itu sangat tercela, intimidatif tindakannya. Apalagi, pemakaian ciput dalam jilbab sebenarnya tidak diwajibkan dalam agama," urai Gus Falah dikutip dari Antara di Jakarta, Rabu (30/8).
Meskipun oknum guru itu mungkin bertujuan baik, menurut anggota DPR Dapil Lamongan dan Gresik itu, tetap tak dibenarkan gunakan cara-cara yang tidak baik.
Seharusnya, kata Gus Falah, oknum guru itu melakukan cara-cara yang baik dan santun bila ingin siswinya menggunakan ciput dalam berjilbab.
"Seharusnya sang guru mengajak siswinya pada kebaikan dengan cara yang baik dan penuh kesantunan, mauidhatul hasanah. Dalam Islam, tak dibenarkan melakukan amar makruf dengan cara-cara mungkar," tegas dia.
Gus Falah mendesak negara, terutama pemerintah daerah setempat, untuk menindak oknum guru tersebut.
Ia juga meminta pemda untuk menangani dampak psikologis para siswi korban pembotakan.
"Saya mengapresiasi Dinas Pendidikan Lamongan yang telah menarik oknum guru itu dari kegiatan mengajar. Pemda juga harus memastikan agar peristiwa semacam ini tak terjadi lagi di seluruh sekolah di Lamongan," kata putra dari ulama NU Ponorogo KH Amru Al Mu’tasyim itu.
Sebelumnya, tindakan itu dilakukan oleh oknum guru berinisial EN pada hari Rabu (23/8/2023). Dia membotaki rambut bagian depan para siswi dengan mesin cukur karena mereka menggunakan jilbab tanpa ciput. Padahal, tidak ada aturan yang mewajibkan sisi harus mengenakan ciput di SMPN 1 Sukodadi.