c

Selamat

Sabtu, 15 November 2025

NASIONAL

30 Oktober 2024

19:26 WIB

Parpol Di Indonesia Tidak Konsisten Dengan Aturannya Sendiri

Parpol-parpol di Indonesia mengaku mempunyai peraturan tentang tata cara rekrutmen dan seleksi, tapi implementasinya tidak konsisten

Penulis: Aldiansyah Nurrahman

Editor: Nofanolo Zagoto

<p>Parpol Di Indonesia Tidak Konsisten Dengan Aturannya Sendiri</p>
<p>Parpol Di Indonesia Tidak Konsisten Dengan Aturannya Sendiri</p>

Foto ilustrasi bendera parpol. Antara Foto/Nyoman Hendra Wibowo

JAKARTA - Dosen Departemen Ilmu Politik FISIP Universitas Indonesia (UI), Sri Budi Eko Wardani mengatakan, parpol di Indonesia belum konsisten dengan aturannya sendiri. Hal ini terlihat dari riset Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) yang memberikan skor derajat kesisteman pelembagaan parpol sebesar 57,81.

Adapun dimensi derajat kesisteman berbicara tentang bagaimana konsistensi implementasi yang dilakukan oleh parpol terhadap aturan-aturan yang telah disepakati, baik rekrutmen pejabat maupun rekrutmen anggota parpol, penyelesaian konflik parpol, pergantian pimpinan parpol, dan juga pembuatan kebijakan. 

“Derajat kesisteman isu utamanya adalah rekrutmen dan suksesi politik tidak konsisten dengan aturan partai,” jelas Sri Budi, dalam rilis Indeks Pelembagaan Partai Politik: Parameter Ilmiah untuk Membangun Partai Politik Modern di Indonesia di Kampus BRIN, Jakarta Selatan, Rabu (30/10).

Sri Budi mengatakan, dari hasil penelitian diketahui parpol-parpol mengaku mempunyai peraturan tentang tata cara rekrutmen dan seleksi, tapi implementasinya tidak konsisten.

“Jadi, makanya nilainya paling rendah tuh 57. Karena di dalam rekrutmen itu ternyata seleranya ada selera elite, dan didominasi oleh kepentingan elite dalam partai itu. Maka nilainya memang sangat kurang,” ujarnya.

Dia menyampaikan, skor 57,81 menunjukkan adanya masalah dalam derajat kesisteman pelembagaan parpol. Sebab derajat kesisteman merupakan jantung parpol.

“Kalau dibilang kelembaban partai ini adalah jantungnya partai derajat kesisteman itu, tapi nilainya Hanya 57,8. Jadi merah di situ,” jelasnya.

Sri Budi mengibaratkan dengan nilai perguruan tinggi, maka skor 57,8 tidak lulus atau mendapat nilai D.

Indikator Penilaian
Sementara itu, Peneliti Pusat Riset Politik BRIN, Mouliza Kristhoper Donna Sweinstani mengatakan, derajat kesisteman dalam riset bertajuk Indeks Pelembagaan Partai Politik di Indonesia memiliki empat indikator penilaian, yaitu konsisten terhadap aturan partai, konsisten penyelesaian konflik internal berdasarkan aturan partai, konsistensi pergantian pimpinan partai terhadap aturan partai, dan konsistensi pembuatan kebijakan terhadap aturan partai.

Mouliza mengatakan, dengan skor derajat kesisteman 57,81, terlihat masih ada kekurangan dalam kelembagaan parpol.

“Karena mungkin masih ada manuver-manuver di dalam partai politik yang tidak sesuai dengan aturan yang telah disepakati bersama,” katanya.

Mouliza menjelaskan, dalam riset derajat kesisteman dibagi ke dalam beberapa sub dimensi penilaian. Pertama, konsistensi terhadap rekrutmen aturan partai mendapatkan skor 50,69. Kedua, konsistensi penyelesaian konflik internal terhadap aturan partai mendapatkan skor 53,89.

Ketiga, konsistensi pergantian pimpinan partai terhadap aturan partai skornya 36,67. Keempat, konsistensi pembuatan kebijakan terhadap aturan partai skornya 90.

Sebagai informasi, Indeks Pelembagaan Parpol merupakan alat ukur akademik untuk mengukur seberapa terlembaga partai politik di Indonesia. Indeks ini fokus mengukur pelembagaan sembilan parpol di parlemen periode 2019-2024.

BRIN melakukan riset ini sejak 2020. Riset ini menggunakan metode Analytical Hierarchy Process (AHP). Metode ini merupakan pengambilan keputusan yang membandingkan dimensi satu dengan dimensi lain. Dari pembanding itu, akan dipilih dimensi yang lebih penting dan memiliki bobot lebih penting.


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar