16 Januari 2024
13:49 WIB
PADANG - Pakar politik dari Universitas Andalas (Unand) Sumatra Barat Prof Asrinaldi menilai wacana pembentukan koalisi kubu Anies-Muhaimin dengan Ganjar-Mahfud MD, merupakan bentuk sinyal perlawanan. Dia menyebutkan koalisi ini juga bisa dibaca sebagai langkah untuk mengantisipasi terjadinya potensi kecurangan pemilu.
"Dalam tanda kutip ya, ini sikap perlawanan dari pasangan calon 01 dan 02 terhadap pihak yang menjanjikan netralitas namun tidak seperti yang diharapkan," kata Pakar Politik dari Unand Prof Asrinaldi di Padang, Selasa (16/1).
Menurut penulis buku berjudul "Politik Masyarakat Miskin Kota" tersebut, baik kubu calon presiden (capres) dan calon wakil presiden (cawapres) 01 maupun 03, sedang menunjukkan indikasi kekecewaan terhadap petinggi negara terkait netralitas. Dengan membentuk poros koalisi, kedua kubu dinilai sedang menyatukan kekuatan politik untuk mengawal Pemilu yang jujur, adil dan berintegritas.
"Jadi, saya pikir ini adalah bentuk perlawanan dan harus disadari oleh kelompok 02," tuturnya.
Asrinaldi menyakini, apabila koalisi tersebut terbentuk, maka kubu 02 akan kesulitan memenangi pesta demokrasi lima tahunan. Terlebih, jika pemilihan presiden (Pilpres) berlangsung dua putaran.
Selain bentuk perlawanan, dosen Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Unand tersebut menilai, langkah koalisi itu juga merupakan respons balik dari PDI-P yang merasa dikecewakan Jokowi . Pembentukan koalisi tersebut juga sejalan dengan gagasan perubahan yang selama ini terus digaungkan oleh pasangan Anies-Muhaimin.
Menyikapi pihak yang meragukan koalisi itu, Asrinaldi berpandangan hal itu hanya menyangkut pembicaraan kepentingan politik saja. "Dalam politik apa yang tidak mungkin? Sepanjang kepentingannya sama maka hal itu bisa saja terwujud," ujarnya.

| Calon presiden nomor urut 1 Anies Baswedan (kanan) menyampaikan pendapat disaksikan capres nomor uru t dua Prabowo Subianto dan capres nomor urut tiga Ganjar Pranowo saat adu gagasan dalam debat ketiga Pilpres 2024 di Istora Senayan, Jakarta, Minggu (7/1/2024). ValidNewsID/Darryl Ramadhan |
Jalin Komunikasi
Sebelumnya, Ketua DPP PDI Perjuangan (PDIP) Puan Maharani mengakui, kubu pasangan calon nomor urut 1 Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar dan kubu nomor urut 3 Ganjar-Mahfud telah menjalin komunikasi secara formal dan informal.
"(Sudah jalin komunikasi) informal dan formal," ujar Puan di Istora Senayan, Minggu.
Meski begitu, keputusan untuk melebur antara Anies dan Ganjar akan dipikirkan setelah hari pemungutan suara Pilpres 2024, yakni 14 Februari 2024. Sebab, menurut Puan, membangun sebuah bangsa harus dilakukan secara bergotong-royong.
"Kami lakukan bagaimana nantinya setelah 14 Februari itu, membangun bangsa itu harus bersama-sama tidak mungkin sendirian," jelasnya.
Selain itu, membangun bangsa juga harus diserahkan kepada rakyat. Pasalnya, rakyat memilih calon pemimpin sesuai hari nuraninya. "Pilih pemimpin yang memang bisa pilihan rakyat, sehingga rakyatnya yang akan menjadi juaranya," ucap Puan.
Calon presiden nomor urut 3 Ganjar Pranowo sendiri, merespons terkait peluang bersatu dengan kubu pasangan calon nomor urut 1 Anies Baswedan dan Muhaimin Iskandar untuk membentuk poros baru pada putaran kedua Pilpres 2024. Ganjar mengatakan, pihaknya terus melakukan komunikasi terkait hal itu.
"Oh, sabar. Kita komunikasi sama semuanya," kata Ganjar saat ditemui di kawasan Senayan Park, Jakarta, Minggu (14/1).
Sementara itu, Sekretaris Jenderal PDIP Hasto Kristiyanto juga mengakui kedua kubu telah berkomunikasi terkait peluang tersebut. Dia sendiri mengaku telah berkomunikasi dengan mantan Wakil Presiden Jusuf Kalla terkait berbagai bentuk intimidasi menjelang Pilpres yang terjadi di lapangan.
Untuk diketahui, Komisi Pemilihan Umum (KPU) RI telah menetapkan tiga peserta Pilpres 2024, yakni pasangan Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar nomor urut 1, Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka nomor urut 2, dan Ganjar Pranowo-Mahfud MD nomor urut 3. Masa kampanye Pilpres 2024 berlangsung mulai 28 November 2023 hingga 10 Februari 2024, kemudian jadwal pemungutan suara pada tanggal 14 Februari 2024