c

Selamat

Senin, 17 November 2025

NASIONAL

07 Mei 2024

19:01 WIB

Pakar Ungkap Gejala Talasemia

Talasemia merupakan penyakit kelainan darah yang bersifat genetik, yang terjadi karena kurangnya atau tidak terbentuknya protein pembentuk hemoglobin utama manusia

Penulis: Ananda Putri Upi Mawardi

Editor: Nofanolo Zagoto

<p id="isPasted">Pakar Ungkap Gejala Talasemia</p>
<p id="isPasted">Pakar Ungkap Gejala Talasemia</p>

Talasemia, penyakit kelainan darah dengan kondisi jumlah protein pembawa oksigen kurang dari jumlah normal. Shutterstock/dok

JAKARTA - Ketua Unit Kerja Koordinasi (UKK) Hematologi-Onkologi, Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), Teny Tjitra Sari mengatakan, ada sejumlah gejala yang muncul ketika seseorang mengidap talasemia. Gejala ini mencakup pusing, kulit pucat atau kekuningan, dan gangguan pertumbuhan. Lalu, urine berwarna gelap, mudah sakit atau terkena infeksi, dan sesak napas.

Talasemia merupakan penyakit kelainan darah yang bersifat genetik. Penyakit ini disebabkan kurangnya atau tidak terbentuknya protein pembentuk hemoglobin utama manusia.

"Kemudian ada gejala perubahan muka, ini yang sangat tipikal sekali jadi namanya facies cooley," ujar Teny dalam konferensi pers daring peringatan Hari Talasemia Sedunia, Selasa (7/5).

Dia menjelaskan, facies cooley membuat penyandang talasemia memiliki gambaran wajah yang serupa terlepas dari ras mereka. Menurut laman Kementerian Kesehatan (Kemenkes), facies cooley dicirikan dengan bentuk muka asimetris dengan tulang frontal dan tulang rahang atas yang menonjol ke depan. Ditambah, tulang wajah yang hipertrofi.

Teny menyebutkan gejala ini tidak dialami seluruh penyandang talasemia. Penyandang talasemia minor atau pembawa sifat talasemia justru tidak bergejala sama sekali.

"Tapi, dia bisa menurunkan gen talasemia ini ke anaknya," terang Teny.

Dia menyebutkan seseorang yang mengidap talasemia bisa mengalami gagal jantung, penyakit hati, dan osteoporosis. Mereka juga mengalami dampak nonfisik seperti lapangan kerja terbatas, menanggung beban psikologis, dan menanggung beban biaya.

Skrining talasemia dapat dilakukan untuk mencegah penyakit ini. Skrining bisa dilakukan pada kelompok anak sekolah, khususnya yang mengalami anemia sedang atau berat. Lalu, pada kelompok pasangan pra-nikah.

Skrining dilakukan melalui pemeriksaan darah di Pos Binaan Terpadu Penyakit Tidak Menular (Posbindu PTM). Jika ditemukan kelainan, pasien akan dirujuk ke puskesmas atau rumah sakit untuk pemeriksaan hematologi lengkap dan analisis hemoglobin.

"Jangan lupa lakukan skrining talasemia terutama pada mereka yang memiliki keluarga dengan talasemia," pesan Teny.


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar