c

Selamat

Minggu, 16 November 2025

NASIONAL

30 Mei 2025

14:11 WIB

Pakar Sebut Bali Kini Dikenal Sebagai Pulau Sampah

Sampah bakal berdampak pada wisata Bali dan hingga kini belum tuntas penyelesaian masalah itu.

Penulis: Aldiansyah Nurrahman

Editor: Leo Wisnu Susapto

<p>Pakar Sebut Bali Kini Dikenal Sebagai Pulau Sampah</p>
<p>Pakar Sebut Bali Kini Dikenal Sebagai Pulau Sampah</p>

Ilustrasi tumpukan sampah di salah satu sudut di Kota Denpasar yang belum terangkut oleh truk pengangkut sampah. ANTARA/Ni Luh Rhismawati..

JAKARTA - Pakar lingkungan dan pertanian organik, Ni Luh Kartini menyebut, Bali kini dikenal di luar negeri sebagai pulau sampah. Dia juga menambahkan, ke depan Bali akan dikenal sebagai daerah yang kesulitan air.

“Sekarang di dunia luar, Bali itu terkenal dengan sampah, pulau sampah. Macet, alih fungsi, sebentar lagi nanti akan terkenal dengan Bali kesulitan air. Jadi ada empat faktor, salah satunya adalah sampah,” kata dia saat acara Sosialisasi Pembatasan Plastik Sekali Pakai dan Pengelolaan Sampah Berbasis Sumber yang digelar daring, Jumat (30/5).

Masalah sampah ini sekarang sudah menjadi perhatian semuanya, termasuk di Bali. Apalagi sampah ini berkaitan dengan pariwisata.

Menurut anggota Tim Percepatan Penanggulangan Sampah Plastik Sekali Pakai ini, jika sampah bisa dituntaskan, pasti nanti Bali sebagai tujuan pariwisata akan bisa tetap berlanjut. Ekonomi di Bali juga akan berjalan.

Baca juga: Gubernur Bali Bakal Jelaskan TPA Suwung Ke Menteri LH 

“Jadi mengurusi sampah ini sama kita menuju bagaimana untuk mengembalikan perekonomian kita atau bisa menjaga perekonomian di Bali ini menjadi ini besar sekali, bukan hal yang sangat remeh,” sambung dia.

Kartini mengungkapkan, sejak 1984 daerah di Bali, terutama di Denpasar, Badung, Tabanan, dan Gianyar membuang sampah ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Suwung. Siklus sampah saat itu hanya mengumpulkan, mengangkut, dan membuang, tanpa ada pengelolaan sampah.

“Sekarang ini kata “pengelolaan”, “membuang” harus diganti sekarang bagaimana kita menyelesaikan sampah. Jadi supaya tidak lagi menumpuk di daerah Suwung,” sambung dia.

Padahal, lanjut dia, semua sampah-sampah yang dibawa ke suwung itu sejak 1984, sampah organiknya antara 65% sampai 90%.

Sementara itu, anggota Tim Percepatan Penanggulangan Sampah Plastik Sekali Pakai lainnya, I Gusti Ayu Diah Werdhi Srikandi mengatakan Pemerintah Provinsi Bali menggencarkan gerakan Bali Bersih Sampah. Hal itu sesuai dengan Surat Edaran Gubernur Bali Nomor 9 Tahun 2025.

Untuk mencapai itu, Gubernur Bali membentuk Tim Percepatan Pembangunan Bali Untuk Bidang Plastik Sekali Pakai Dan Juga Pengelolaan Sampah Berbasis Sumber.

“Ini adalah program pertama, program nomor satu, program super prioritas mendesak yang dibentuk oleh Bapak Gubernur,” lanjut dia.

Mengenai TPA Suwung, Diah mengatakan masalahnya belum selesai. Karena itu, dia mendorong untuk mengubah pola dalam menangani sampah.

“Jadi pola yang akan kita rubah, konsep yang kita tawarkan adalah bagaimana kita sebagai warga masyarakat menyelesaikan sampah kita sendiri di rumah,” lanjut dia.

Dari data yang ada, Diah mengatakan, sampah organik di Bali itu 65% dan sampah anorganik itu 35%. Oleh sebab itu, sampah organik ini mesti diselesaikan dari sumbernya.


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar