c

Selamat

Rabu, 5 November 2025

NASIONAL

06 Januari 2025

20:32 WIB

Pakar Desak Vaksinasi Menyeluruh Tangani PMK

Setiap hewan ruminansia ternak harus divaksin minimal dua kali dengan jarak sebulan antarvaksinasi

Penulis: Ananda Putri Upi Mawardi

Editor: Nofanolo Zagoto

<p>Pakar Desak Vaksinasi Menyeluruh Tangani PMK</p>
<p>Pakar Desak Vaksinasi Menyeluruh Tangani PMK</p>

Petugas menyuntikkan vaksin cavac penyakit mulut dan kuku (PMK) ke sapi ternak di Peternakan Mutiara Halim, Cipondoh, Tangerang, Banten, Selasa (14/5/2024). Antara Foto/Sulthony Hasanuddin


JAKARTA - Guru Besar Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Gadjah Mada (UGM), Aris Haryanto, mendesak pelaksanaan vaksinasi menyeluruh untuk menangani lonjakan kasus penyakit mulut dan kuku (PMK). Lonjakan kasus PMK belakangan ini diduganya karena vaksinasi yang belum menyeluruh dan berkala.

"Kasus PMK kali ini merupakan gelombang kedua, sebelumnya sudah pernah (vaksinasi) dan peternak sekarang sudah terinformasi. Namun, karena kasusnya mereda, jumlah vaksinasinya juga menurun," ujar Aris melalui keterangan tertulis, Senin (6/1).

Dia menjelaskan, pemerintah sebenarnya terus mengembangkan jenis vaksin yang sesuai dengan tipe virus di dalam negeri. Sayangnya, produksi vaksin belum mencukupi kebutuhan.

Menurut Aris, setiap hewan ruminansia ternak harus divaksin minimal dua kali dengan jarak sebulan antarvaksinasi. Setelah itu, vaksinasi dilakukan setiap enam bulan sekali.

Untuk memitigasi wabah PMK, dia menyebut ada beberapa hal yang perlu dilakukan peternak. Pada tahap pertama, ternak yang terkena PMK akan mengalami demam tinggi. Pada tahap ini, peternak harus memberikan analgesik dan antibiotik untuk meredakan demam. Ternak yang bergejala juga harus dipisahkan dari ternak lain untuk mencegah penularan.

Tahap selanjutnya, hewan ternak akan mengalami lepuh pada rongga mulut dan luka pada kuku. Pada tahap ini, hewan ternak harus diberi antibiotik dan vitamin secara berkala. Hal ini untuk mencegah munculnya infeksi sekunder akibat luka yang terbuka.

"Tidak perlu panik, utamanya segera lapor dan lakukan mitigasi," tambah Aris.

Sebelumnya, Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan (Dirjen PKH) Kementan, Agung Suganda berkata, peningkatan kasus PMK yang terjadi pada minggu ketiga dan keempat Desember 2024 dipicu oleh cuaca ekstrem. Meski begitu, dia tidak menyebut jumlah kasus PMK yang tercatat.

Dia juga menyebut, puncak kasus PMK diprediksi akan berlangsung hingga Maret 2025.

“Peningkatan ini memerlukan pengawasan ketat, khususnya terhadap lalu lintas hewan dan produk hewan, untuk mencegah penyebaran lebih lanjut,” kata Agung dalam keterangan tertulis, Jumat (4/1).


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar