24 Januari 2022
12:49 WIB
JAKARTA – Varian Omicron diprediksi masih akan menjadi momok dalam beberapa waktu ke depan. Anthony Fauci, pakar penyakit menular terkemuka di Amerika Serikat (AS), Minggu (23/1) waktu setempat atau Senin (24/1) WIB meyakini, mayoritas negara bagian di AS akan mencapai puncak kasus infeksi virus corona varian Omicron pada pertengahan Februari.
"Kita jangan pernah terlalu percaya diri bila menghadapi virus ini," kata Fauci dalam wawancaranya dengan ABC.
"Kondisinya terlihat baik. Kami tidak ingin terlalu percaya diri, tetapi sepertinya keadaan sedang menuju ke arah yang tepat saat ini," imbuhnya.
Menurut Fauci, ada beberapa negara bagian di wilayah timur laut dan upper midwest Amerika Serikat yang jumlah kasusnya telah memuncak dan menurun cukup tajam. Namun, kasus covid-19 masih meningkat di beberapa negara bagian AS di wilayah selatan dan barat.
"Mungkin ada sedikit lebih banyak kesulitan dan beban dari pasien rawat inap di daerah-daerah di negara ini yang belum sepenuhnya divaksinasi atau belum mendapat booster," kata Fauci memperingatkan.
Lonjakan kasus covid-19 yang didorong oleh varian Omicron baru-baru ini di AS, mengakibatkan rekor jumlah kasus infeksi virus corona dan meningkatnya pasien rawat inap. Kondisi ini bahkan menyebabkan AS kekurangan staf perawatan kesehatan yang signifikan.
Menurut data dari Universitas Johns Hopkins, hingga Minggu sore (23/1), AS telah melaporkan lebih dari 70 juta kasus covid-19 dan hampir 866.000 kematian akibat infeksi virus corona. Senada, menurut data terbaru dari Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) AS, jumlah kasus dan korban jiwa covid-19 di Amerika Serikat naik signifikan dari pekan ke pekan,.
Amerika Serikat mengalami lonjakan kasus baru covid-19 sejak pertengahan Desember akibat varian Omicron yang mudah menular. Negara Paman Sam tersebut saat ini mencatatkan rata-rata hampir 800.000 kasus baru covid-19 dan hampir 1.800 korban jiwa baru setiap hari.
Covid-19 Di Australia
Tak hanya di AS, Australia juga mencatat peningkatan kasus kematian akibat covid-19 pada Senin (24/1), ketika varian Omicron yang mudah menular mencapai puncaknya. Pihak berwenang memperingatkan, kasus kematian dapat terus bertambah saat sekolah dibuka kembali minggu depan setelah liburan akhir tahun.
Australia sedang mencoba mencari keseimbangan antara upaya membuka kembali pembatasan, dengan mengatasi jumlah kematian akibat covid-19. Pihak berwenang setempat mengatakan, peluncuran booster vaksin akan mengurangi kematian.
Australia pada Senin mencatat 56 kematian. Kasus kematian terbanyak berasal dari tiga negara bagian terpadat yaitu New South Wales, Victoria dan Queensland. Jumlah total kasus baru mencapai 37.754.
"Penilaian kami menunjukkan, penyebaran virus covid-19 melambat, situasi kami stabil, dan sementara kami memperkirakan akan melihat peningkatan penularan yang terkait dengan sekolah. Penularan tersebut dapat dikurangi dengan tindakan dari setiap individu,” ujar Kepala Petugas Kesehatan New South Wales Kerry Chant, seperti dikutip Reuters.
"Mendapatkan booster itu akan membantu kami," tambahnya.
Asal tahu saja, sekitar sembilan dari 10 warga Australia berusia di atas 12 tahun telah mendapatkan dua dosis vaksin virus corona. Namun masih banyak warga Australia yang belum mendapatkan dosis vaksin ketiga yang dinilai dapat melawan penyebaran Omicron.
Meskipun semua negara bagian Australia menolak untuk memberlakukan kembali lockdown, sebagian besar negara bagian menerapkan kembali protokol kesehatan. Seperti menjaga jarak dan memakai masker untuk memperlambat penularan Omicron.
Namun para pemimpin negara bagian Australia terpecah tentang bagaimana mengatur kembali sekolah, setelah periode pembelajaran siswa secara daring. Siswa di New South Wales dan Victoria harus memakai masker dan menerima tes antigen secara teratur ketika, mereka kembali ke kelas minggu depan.
Queensland pun menunda kembali pembelajaran tatap muka di sekolah hingga 7 Februari untuk menghindari lonjakan penularan.
"Puncak bukan berarti sudah selesai," kata Kepala Kesehatan Queensland John Gerrard.