18 Maret 2024
18:27 WIB
Penulis: Gisesya Ranggawari
Editor: Nofanolo Zagoto
JAKARTA - Kepala Otorita Ibu Kota Nusantara (IKN), Bambang Susantono, memastikan tidak ada penggusuran terhadap masyarakat adat dalam rangka pembangunan IKN. Kawasan adat yang ada justru akan dikembangkan menjadi living museum heritage.
"Ada satu daerah adat yang akan dikembangkan berfungsi sebagai living museum heritage di IKN," kaya Bambang dalam rapat bersama Komisi II DPR, di Gedung DPR RI, Senayan, Jakarta, Senin (18/3).
Ia menjabarkan, satu daerah adat ini tadinya akan dipindahkan demi proyek pengendalian banjir. Namun, dengan diskusi, sosialisasi dan dialog, ditemukan solusi teknologi, sehingga masyarakat adat tidak jadi dipindahkan.
Nantinya, suatu kawasan yang belum disebutkan ini akan menjadi kawasan percontohan membangun living museum berdampingan dengan masyarakat adat.
"Harapannya mereka menyatu dan menjadi sejahtera dengan kami. Kami akan sediakan tempat untuk usaha misalkan buka warung," ungkap dia.
Bambang menambahkan, setiap kebijakan yang diambil pun selalu berpihak pada warga lokal. Maka ia memastikan tidak akan ada penggusuran bangunan masyarakat lokal demi pembangunan IKN.
"Tidak ada penggusuran yang semena-mena. Saya warga Sepaku (Kalimantan), tentu melihat semua warga sebagai saudara saya," ucap Bambang.
Dia menegaskan, konflik yang ada akibat beredar surat ultimatum pada 200 warga di Kecamatan Sepaku, Kabupaten Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur untuk membongkar bangunan dalam satu pekan tidak akan terulang lagi.
Bambang mengatakan, dalam konsep tata ruang yang ada pembangunan IKN selalu mengedepankan aspek humanis. Maka adanya bangunan liar di sekitar kawasan IKN akan ditertibkan dengan humanis dan dialog.
"Memang ada pembangunan di sekitar kawasan karena euforia, sehingga ada kecenderungan mereka tidak mengikuti aturan. Jadi izinkan kami menata sesuai tata ruang, tapi tidak penggusuran," tuturnya.