29 Desember 2023
20:38 WIB
JAKARTA - Otorita Ibu Kota Nusantara (OIKN) akan meluncurkan aplikasi super atau superapps layanan publik bagi masyarakat di IKN pada 2024.
"Nanti akan ada superapps untuk layanan publik," ujar Deputi Bidang Transformasi Hijau dan Digital OIKN Prof. Mohammed Ali Berawi dalam media briefing daring di Jakarta, Jumat.
Ali menambahkan, superapps tersebut masih dalam tahap sayembara nama di internal OIKN. "Superapps ini Insya Allah pada awal tahun 2024 akan diluncurkan dan akan terus dilakukan penyempurnaan. Superapps ini akan berisi tentang pelayanan-pelayanan publik yang ada di IKN untuk masyarakat," jelasnya.
Dalam kesempatan yang sama, dia juga menyampaikan, superapps ini akan terintegrasi dengan fasilitas kesehatan, fasilitas pendidikan, komersial dan sebagainya yang semuanya akan ditingkatkan untuk layanan digitalisasi. Untuk sistem transportasi nantinya yang diutamakan pejalan kaki dan pengguna sepeda. Lalu transportasi publik yakni BRT, kemudian kendaraan listrik dan layanan Mobility-as-a-Service (MaaS).
OIKN berharap semua layanan yang sifatnya publik pada tahun depan diharapkan sudah dapat berfungsi. Mudah-mudahan semua perangkat hardware bangunan fisiknya bisa tersedia, sehingga perangkat-perangkat hardware kota cerdas dapat terpasang dan secara otomatis langsung bisa difungsikan.
"Insya Allah harapannya pada tahun depan setidaknya masyarakat IKN bisa mendapatkan gambaran bagaimana kota cerdas itu bisa dibangun di IKN," kata Ali.
Seperti diketahui, IKN dirancang menjadi sebuah kota cerdas, efisien, dan berdaya saing tinggi dengan memanfaatkan teknologi informasi sebagai kunci utama dalam rangka meningkatkan kualitas hidup masyarakat. Tujuannya adalah menciptakan pemerintahan yang akuntabel dan masyarakat dengan kualitas hidup tinggi, melalui sinergi antara infrastruktur fisik, jaringan digital, dan manajemen yang baik.
Berdasarkan UU Nomor 3 Tahun 2022 tentang Ibu Kota Negara, pembangunan IKN harus merepresentasikan kota yang cerdas, hijau, dan berkelanjutan di mana kota yang mengelola sumber daya secara efisien, serta memberikan layanan yang efektif.
Pusat Komando
Selain superapps, OIKN pun berharap, pusat komando dan kendali terintegrasi atau Integrated Command and Control Center (ICCC) kota cerdas IKN dapat dibangun pada tahun 2024.
"Untuk membangun fitur-fitur kota cerdas ini, maka kita harus membangun hardware-nya kota cerdas, jadi sensor-sensor harus mulai dipasang, kemudian kamera CCTV dan alat-alat yang diperlukan sebagai pengumpul data sehingga hardware-nya kota cerdas harus terpasang pada tahun depan," ujar Ali.
Menurut Ali, prasyarat ini bisa dilakukan ketika infrastruktur fisik sudah terbangun. Misalnya, jika ingin membangun transportasi cerdas dengan baik, maka sensor-sensor tersebut bisa dibangun ketika infrastruktur jalannya sudah tersedia.
Untuk diketahui, pembangunan infrastruktur fisik terutama dalam hal ini adalah pembangunan multi utility tunnel (MUT) memang akan dikerjakan untuk menunjang fitur kota cerdas. MUT sendiri,merupakan infrastruktur fisik yang menjadi lokasi saluran jaringan fiber optik dan kabel listrik yang menjadi utilitas tulang punggung (backbone) kota cerdas.
"Targetnya kalau seandainya (infrastruktur dasar) bisa selesai pada Juni 2024, maka pemasangan-pemasangan hardware-hardware diharapkan dapat dilakukan dalam waktu sebulan dan terus bertahap untuk mengaktifkan teknologi cerdas bagi kota," kata Ali.
Kemudian dari hal tersebut, ujarnya lagi, untuk proses pembangunan pusat komando terintegrasi maka letaknya berada di kompleks perkantoran OIKN. Kompleks perkantoran OIKN ini diharapkan dapat tercapai sampai akhir tahun depan. Artinya tahun depan sudah mulai dilakukan beauty contest dan juga sudah bisa dimulai pembangunan Integrated Command and Control Center (ICCC).
Jika seandainya nanti kompleks perkantoran OIKN belum tercapai, maka fungsi-fungsi kota cerdas harus tetap berjalan. OIKN, lanjutnya, memiliki rencana alternatif di mana pusat komando terintegrasi akan diletakkan pada gedung kementerian yang telah tersedia.
Untuk diketahui, saat ini sudah terbangun gedung-gedung pemerintahan seperti gedung kementerian koordinator dan bangunan-bangunan kementerian lainnya.
"Jadi saat ini sudah dibangun gedung-gedung kementerian koordinator, dan itu bisa dilakukan sebagai pusat komando terintegrasi sementara sambil menunggu kompleks perkantoran OIKN siap digunakan," kata Ali pula.
Cetak Biru
Berdasarkan Cetak Biru Kota Cerdas Nusantara yang diterbitkan oleh OIKN, ICCC adalah sistem teknologi layanan perkotaan melalui integrasi dan pemantauan yang efisien. Sistem ini menggabungkan sistem video CCTV untuk pemantauan keamanan dan lalu lintas, mengoordinasikan layanan kegawatdaruratan dan aduan masyarakat untuk respons cepat dalam situasi darurat. Sistem ini juga mengintegrasikan layanan sosial dan ekonomi untuk mendukung pertumbuhan dan kesejahteraan masyarakat.
Selain itu, ICCC juga berperan dalam mitigasi dan respons kebencanaan, memanfaatkan analisis data dan teknologi canggih untuk memprediksi dan merespons bencana alam. Hal ini menjadikannya elemen penting dalam perencanaan dan pengelolaan kota yang cerdas dan tanggap.
ICCC pun diyakini akan mempermudah Otorita IKN untuk menanggapi seluruh aduan dari masyarakat maupun mengelola informasi yang terjadi di IKN untuk diproses. Salah satu contoh penggunaan Centralized Citizen Reporting System, ataupun informasi yang diteruskan ke masyarakat IKN, seperti informasi bencana alam yang dapat menjadi pesan darurat kepada masyarakat IKN. Contoh lain dalam pengelolaan kota dan layanan perencanaan adalah Urban Planning System.
Sebelumnya, Kepala Badan Otorita IKN Bambang Susantono menyebutkan, pengembangan Smart City Nusantara pada 2024 membutuhkan anggaran Rp446 miliar.
“Intinya adalah kita ingin membuat satu sistem, satu kebijakan yang solid agar transformasi dari Kota Nusantara sebagai smart city di tahun 2024 dimulainya, kita harapkan di sana sudah ada pusat data yang baik,” kata Bambang saat Rapat Kerja bersama Badan Anggaran DPR RI, di Kompleks Parlemen, Jakarta, beberapa waktu lalu.
Dalam Raker tersebut, Bambang memaparkan usulan anggaran pembangunan senilai Rp446 miliar itu diperlukan untuk Sistem Digital Pemerintahan senilai Rp146 miliar. Kemudian, Sistem Digital Kehidupan Rp30 miliar, Sistem Transportasi dan Mobilitas Cerdas Rp169 miliar.
Selain itu, anggaran tersebut juga digunakan untuk Sistem Digital Sumber Daya Manusia dan Industri sebanyak Rp993 juta, Sistem Sumber Daya Alam dan Energi sebanyak Rp118 miliar, dan Sistem Lingkungan dan Infrastruktur yang Cerdas sebanyak Rp1 miliar.
Catatan saja, pembangunan Smart City Nusantara memiliki dampak secara nasional utamanya menurunkan emisi karbon, menyediakan lingkungan yang aman, terjangkau, terhubung, mudah diakses, nyaman dan efisien melalui teknologi. Penyelenggaraan kota cerdas tersebut meliputi pembangunan infrastruktur e-governance termasuk superapps, serta pusat kendali data dan komputasi, pengembangan aplikasi kesehatan, pemantauan polusi udara serta sistem keamanan perkotaan.
Selain itu, pembuatan peta jalan sentra industri cerdas, pembangunan sistem dan infrastruktur transportasi dan mobilitas cerdas termasuk Manajemen Lalu Lintas Tingkat Lanjut dan Sistem Transportasi Publik. Hal lainnya adalah pembangunan sistem dan infrastruktur pendukung pemantauan dan pengelolaan air, limbah, hutan dan digitalilasi energi, lalu pengawasan pembangunan sistem bangunan Gedung Cerdas berbasis digital twin.
Bambang juga menyampaikan IKN berupaya dibangun menjadi satu kota yang hijau dengan menggunakan beberapa teknologi, untuk menjadikan IKN sebagai kota digital atau kota cerdas.