10 April 2025
09:55 WIB
MUI Sikapi Lawatan Prabowo Untuk Evakuasi Warga Gaza
Evakuasi 1.000 warga Gaza ke Indonesia menurut MUI adalah bagian dari sikap politik AS dan Israel.
Penulis: Aldiansyah Nurrahman
Editor: Leo Wisnu Susapto
Presiden Prabowo Subianto (kanan) berbincang dengan Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan (kiri) saat tiba di Bandara Internasional Esenboga, Ankara, Turki, Rabu (9/4/2025). ANTARA/Galih Pradipta.
JAKARTA - Majelis Ulama Indonesia (MUI) memberi sikap akan lawatan Presiden Prabowo Subianto ke lima negara di Timur Tengah untuk meminta dukungan rencananya mengevakuasi 1.000 warga Gaza, Palestina ke Indonesia. Kelima negara yang akan dikunjungi ini, yaitu Uni Emirat Arab (UEA), Turki, Mesir, Qatar, dan Yordania.
Wakil Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI), Buya Anwar Abbas menolak rencana evakuasi Prabowo tersebut. Pasalnya, hal itu sama dengan rencana Israel dan Amerika Serikat (AS).
Ia mempertanyakan sikap Prabowo yang berencana mengevakuasi warga Gaza tersebut. Pasalnya, hal itu sama dengan rencana Israel dan AS.
"Pertanyaannya untuk apa Indonesia ikut-ikutan mendukung rencana Israel dan Amerika tersebut? Bukankah Israel dan (Presiden AS) Donald Trump sudah menyampaikan keinginannya untuk mengosongkan Gaza?" jelas Ketua MUI, dalam keterangan tertulis, Rabu (9/4).
Diketahui, Trump berencana mengosongkan Gaza untuk tujuan relokasi sebagai proposal perdamaian di Timur Tengah. Tetapi, papar Anwar, rencana tersebut ditentang sejumlah pihak sebagai bagian dari tipu muslihat pendudukan Israel di Gaza.
Baca: Presiden Prabowo- Sheikh Mohamed bin Zayed Al Nahyan Umumkan Delapan Kesepakatan
Menurut Anwar, jika rencana tersebut diwujudkan, Israel bisa lebih leluasa menduduki dan menguasai wilayah Gaza.
“Mereka leluasa menempatkan warga negaranya ke daerah yang mereka duduki sehingga dalam waktu tertentu Gaza akan menjadi bagian dari negara Israel Raya yang mereka cita-citakan,” sambung dia.
Hal serupa sudah terjadi terhadap kota Yerussalem, Israel. Dulunya, ia menjelaskan, Yerussalem dikuasai oleh rakyat Palestina.
Namun, sekarang kota tersebut sudah diduduki oleh Israel, bahkan sudah dijadikan sebagai ibu kota negaranya.
"Jadi belajar kepada sejarah, maka Indonesia dalam menghadapi manuver yang dilakukan oleh Israel tersebut harus cerdas. Jangan sampai negara kita dikadalin oleh Israel," sebut Anwar.
Anwar meminta Prabowo tidak ikut-ikutan mengevakuasi rakyat Gaza ke Indonesia. Menurut dia, jika hal itu terjadi, jangan harap Israel akan mau menerima kembali warga Gaza yang sudah dievakuasi tersebut.
Jika sekalipun terdapat usaha bantuan untuk pengobatan dan perawatan rakyat Gaza akibat serangan Israel beberapa hari yang lalu, Anwar pun meminta pengobatan dan perawatannya harus dilakukan di Gaza, dan bukan di tempat lain.
"Sebagai bangsa yang sudah kenyang dijajah selama 350 tahun, kita harus tahu yang namanya penjajah itu punya seribu satu cara dan tipu daya. Untuk itu kita sebagai bangsa jangan pula sampai tertipu oleh mulut manis mereka," tegas dia.
Anwar membeberkan, lima negara yang akan dikunjungi oleh Prabowo adalah negara yang punya hubungan diplomatik yang baik dengan Israel dan AS.
Seperti Turki, sudah punya hubungan diplomatik dengan Israel sejak 1949, Mesir sejak 1979, Yordania sejak 1994, Uni Emirat Arab sejak 2020, dan Qatar belum punya hubungan diplomatik, tapi sudah menjalin hubungan dagang tidak resmi dengan Israel sejak 1996.
"Dengan demikian, lanjutnya, jika Indonesia berkonsultasi dengan negara-negara tersebut, maka sudah dapat dipastikan apa yang akan terjadi untuk langka kebijakan selanjutnya," jelas dia.