c

Selamat

Senin, 17 November 2025

NASIONAL

31 Mei 2022

10:52 WIB

Muhammadiyah Dukung Lokalisasi Dolly Jadi Sekolah

Warga minta gedung eks lokalisasi Dolly jadi sekolah terutama SMP Negeri karena masih kurang di sekitar tempat itu.

Editor: Leo Wisnu Susapto

Muhammadiyah Dukung Lokalisasi Dolly Jadi Sekolah
Muhammadiyah Dukung Lokalisasi Dolly Jadi Sekolah
Ilustrasi-Pendidikan. Ist

SURABAYA – Pimpinan Daerah Muhammadiyah Kota Surabaya, mendukung keinginan warga untuk memanfaatkan satu gedung di bekas lokalisasi Dolly menjadi gedung sekolah menengah pertama (SMP) negeri karena punya nilai manfaat.

"Keinginan warga itu bagus, gedung tersebut jadi mempunyai nilai yang bermanfaat," kata Ketua Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Kota Surabaya, Hamri Al Jauhari di Surabaya, Selasa (31/5).

Selain itu, lanjut dia, pemanfaatan gedung juga untuk kemaslahatan umat dan termasuk amal jariah yang pahalanya terus mengalir walaupun pemilik gedung tersebut telah wafat.

"Tapi juga tetap memperhatikan legalitas pemanfaatan gedung tersebut jangan sampai di belakang hari timbul masalah," ujar Hamri.

Hal sama sebelumnya juga diutarakan Ketua Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Kota Surabaya, Ahmad Muhibbin Zuhri. Secara prinsip, lanjut dia, organisasi massa itu mendukung keinginan warga.

"Secara prinsip kalau itu menjadi kebutuhan masyarakat, ya kami setuju saja, kami dukung," kata Muhibbin seperti dikutip dari Antara.

Muhibbin menekankan pemerintah Kota Surabaya perlu melakukan penataan ulang di kawasan bekas lokalisasi Dolly. Penataan ulang tersebut, lanjut dia, dengan cara Pemkot Surabaya mengkaji ulang perencanaan pembangunan bekas lokalisasi Dolly yang sudah ada saat ini.

Sebelumnya, salah seorang warga Sawahan, Surabaya, Setyo Nugroho sempat menyampaikan permintaan tersebut kepada Ketua Fraksi Golkar DPRD Surabaya, Arif Fathoni saat menghadiri kegiatan konsolidasi Pimpinan Kecamatan Partai Golkar Sawahan di Jalan Banyuurip Surabaya, Minggu (29/5).

"Ini agar warga sekitar tidak terdampak kebijakan zonasi saat PPDB (Penerimaan Peserta Didik Baru)," kata Setyo.

Mendapati hal itu, Ketua Fraksi Golkar DPRD Surabaya, Arif Fathoni mengatakan, sudah menyuarakan perlunya kebijakan khusus bagi kelurahan yang tidak ada SMP Negeri, baik di Kelurahan Putat Jaya, Medokan Ayu maupun Benowo.

Hal itu dilakukan, kata dia, agar warga sekitar bisa tetap bersekolah di sekolah negeri, tidak terkena dampak kebijakan zonasi. Dia berharap ada kebijakan khusus dari wali kota terkait dengan keinginan warga itu.

Kawasan Dolly dikenal sebagai eks lokalisasi prostitusi. Dolly pernah diberi julukan sebagai kawasan ‘merah’ terbesar se-Asia Tenggara. Pemkot Surabaya lalu menutup lokalisasi Dolly pada 18 Juni 2014.


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar