c

Selamat

Sabtu, 15 November 2025

NASIONAL

25 September 2025

09:20 WIB

Meski Peliharaan, Hindari Hewan Terinfeksi Rabies

Warga jauhi hewan terinfeksi apalagi yang dipelihara dengan mengenali tanda-tandanya.

Editor: Leo Wisnu Susapto

<p>Meski Peliharaan, Hindari Hewan Terinfeksi Rabies</p>
<p>Meski Peliharaan, Hindari Hewan Terinfeksi Rabies</p>

Ilustrasi vaksinasi hewan peliharaan Untuk cegah rabies. ANTARA/HO-Pemkot Jakbar.

JAKARTA – Dinas Ketahanan Pangan, Kelautan dan Pertanian (KPKP) Provinsi DKI Jakarta mengingatkan warta, agar menjauhi hewan yang terinfeksi rabies walau merupakan peliharaan, karena bisa berisiko menyerang atau menggigit.

“Ketika hewan (peliharaan) terinfeksi rabies, dia pasti akan menyerang pemiliknya. Karena rabies, otaknya sudah rusak, sudah diserang oleh virus, maka dia akan agresif,” kata Kepala Dinas KPKP DKI Jakarta, Hasudungan A Sidabalok dikutip dari Antara, Rabu (24/9).

Langkah yang bisa dilakukan saat menemukan hewan terindikasi rabies, yakni segera melapor ke petugas Suku Dinas Ketahanan Pangan, Kelautan dan Pertanian (KPKP) setempat atau satuan pelaksana di kecamatan terdekat.

Rabies disebabkan oleh Lyssavirus yang menyerang sistem saraf pusat, baik pada manusia maupun hewan. Adapun hewan penular rabies antara lain anjing, kucing, kera dan hewan liar yang biasanya karnivora atau bertaring.

Ada tiga tahapan penyakit rabies, diawali ketika virus masuk ke dalam tubuh hewan. Biasanya hewan akan demam, tidak mau makan, lemas dan menunjukkan ketidaknyamanan.

Selanjutnya, virus mulai masuk ke sistem saraf pusat, ditandai hewan mulai gelisah, agresif, tidak mengenal pemiliknya, kemudian takut air, takut cahaya dan mengeluarkan suara aneh atau meraung.

Tahap berikutnya, yakni hewan mulai lumpuh, tidak bisa berjalan atau berdiri dan diakhiri kematian.

Rabies bisa dikategorikan menjadi dua, yakni ganas dan tenang. Untuk tipe rabies ganas, misalnya, pada anjing, sekilas tampak seperti anjing gila.

“Yang biasanya kenal pemiliknya, sekarang tidak kenal. Bahkan sampai menyerang atau menggigit. Kemudian mencakar atau menggigit kandangnya, tempat makannya, kemudian juga akan mengeluarkan suara-suara yang tidak normal, meraung-raung,” lanjut dia.

“Sementara, pada tipe rabies tenang, biasanya takut cahaya, takut air dan bersembunyi di tempat yang telah. Jika hewan terkena cahaya akan merasa kesakitan.

“Kedua gejala rabies tersebut akan diakhiri dengan kematian,” kata Hasudungan.

Baca juga: Kemenkes Ingatkan Waspada Rabies

Dia menambahkan, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta terus melakukan pengamatan sistematis dan berkelanjutan (surveilans) terhadap hewan penular rabies (HPR) walau sudah dinyatakan bebas penyakit akibat infeksi Lyssavirus itu sejak tahun 2004.

“Tidak bisa dipungkiri di Jakarta masih banyak orang yang mengonsumsi daging anjing. Sementara anjing adalah hewan penular rabies paling banyak,” papar Hasudungan.

Jakarta sangat rentan terjadinya kasus rabies karena lalu lintas hewan penular rabies sangat tinggi masuk dan keluar dari Jakarta.

Ini karena Jakarta berbatasan dengan Provinsi Banten dan Provinsi Jawa Barat yang di masing-masing kabupaten masih ada kasus rabies.

Pemprov DKI pun menaruh perhatian lebih pada sejumlah wilayah yang berbatasan langsung dengan Banten dan Jawa Barat seperti Kebayoran Lama, Kalideres, Cilincing dan Cakung.

"Itu merupakan daerah-daerah yang kami sangat fokus untuk pengendalian penyakit rabies," ujar Hasudungan.


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar