c

Selamat

Senin, 17 November 2025

NASIONAL

07 Juli 2023

18:37 WIB

Menteri Se-ASEAN Akan Bahas Perdamaian Dan Ketahanan Ekonomi Kawasan

Ada delapan hal yang akan dibicarakan di ASEAN Ministerial Meeting/Post Ministerial Conference (AMM/PMC) di Jakarta pada 11-14 Juli 2023.

Penulis: Aldiansyah Nurrahman

Editor: Nofanolo Zagoto

Menteri Se-ASEAN Akan Bahas Perdamaian Dan Ketahanan Ekonomi Kawasan
Menteri Se-ASEAN Akan Bahas Perdamaian Dan Ketahanan Ekonomi Kawasan
Menlu Retno Marsudi. Antara Foto/Sigid Kurniawan/nym.

JAKARTA - Menteri Luar (Menlu) Negeri Retno Marsudi mengatakan, untuk menjaga stabilitas, perdamaian dan ketahanan ekonomi kawasan, delapan hal akan dikedepankan dalam pertemuan ASEAN Ministerial Meeting/Post Ministerial Conference (AMM/PMC) di Jakarta pada 11-14 Juli 2023.

Pertama, memperkuat penegakan prinsip-prinsip di ASEAN Charter dan berbagai tata perilaku seperti Treaty of Amity and Cooperation (TAC), South East Asia Nuclear Weapon-Free Zone (SEANWFZ), maupun Outlook on the Indo-Pacific (AOIP) guna terciptanya perdamaian, keamanan, stabilitas, dan kemakmuran kawasan.

Kedua, terus memperkuat Confidence Building Measures (CBM) sambil mulai memperkuat preventive diplomacy. 

"Dalam kaitan ini, saya akan mendorong agar mekanisme China, Japan, Korea dapat direvitalisasi kembali. Mekanisme ini sangat penting bagi stabilitas dan kemakmuran kawasan," jelas Retno, di Kantor Kemenlu, Jakarta, (6/7).

Ketiga, mendorong Nuclear Weapon States (NWS) untuk aksesi protokol traktat SEANWFZ. Keempat, menyelesaikan Guidelines untuk mempercepat penyelesaian negosiasi Code of Conducts di Laut Cina Selatan.

Kelima menyelesaikan pembentukan ASEAN Maritime Outlook. Outlook ini, kata Retno, akan menjadi dokumen yang sangat strategis untuk memperkuat sinergi dan menghindari duplikasi kerjasama maritim, yang selama ini dilakukan oleh 12 badan sektoral ASEAN dan sebagai rujukan negara mitra dalam kerja sama maritim dengan ASEAN.

Keenam, membahas kerja sama konkret dalam rangka memperkuat ketahanan pangan, arsitektur kesehatan kawasan, penguatan kerja sama maritim dan transisi energi termasuk ekosistem kendaraan listrik. Hasil pembahasan dari berbagai isu ini akan disampaikan ke KTT ke-43 September mendatang.

"Ketujuh, untuk pertama kalinya implementasi ASEAN AOIP di arus utamakan dalam pembicaraan dengan negara mitra, dengan fokus pada pembahasan kerjasama konkret. Prinsip utama dalam AOIP adalah inklusifitas dan membangun kerja sama konkret," lanjut Retno.

Oleh karena itu, ASEAN siap melakukan kerja sama dengan mitra manapun dalam rangka implementasi AOIP dan ini tercermin dalam berbagai dokumen ASEAN dengan mitra baik di tingkat politis maupun tingkat teknis seperti pembuatan kerja sama yang konkret.Dalam konteks ini, pada September nanti akan dilakukan ASEAN-Indo Pacific Infrastructure Forum dalam mengimplementasikan AOIP.

Kedelapan, untuk pertama kalinya juga ASEAN melibatkan Indian Ocean Rim Association (IORA) dan Pacific Island Forum (PIF) sebagai bagian dari pelaksanaan AOIP untuk menjaga stabilitas dan perdamaian Kawasan.

"Engagement dengan IORA dan PIF akan dilakukan pada KTT September nanti.

Roadmap MoU kerja sama sekretariat antara ASEAN sekretariat dengan PIF sekretariat dan terus dimatangkan," kata Retno.

Retno menegaskan, sebagai tuan rumah dan Ketua ASEAN, Indonesia akan berusaha maksimal agar dialog dan pembahasan selama berlangsungnya AMM/PMC berlangsung konstruktif. Indonesia siap menjembatani semua perbedaan yang muncul dan siap mencoba agar pembahasan dapat menghasilkan kerjasama konkret yang akan dapat dibawa ke KTT ke-43 September nanti.

"Tentunya, dukungan negara anggota ASEAN dan negara mitra ASEAN sangat diharapkan," pungkasnya.

 


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar