c

Selamat

Sabtu, 15 November 2025

NASIONAL

31 Oktober 2025

11:07 WIB

Menteri LH, Indonesia Cari Mitra di COP30 Brasil

COP30 di Belem, Brasil sekaligus menjadi tanda satu dasawarsa Perjanjian Paris untuk mencegah kenaikan suhu bumi hingga 1,5 derajat celcius.

Editor: Leo Wisnu Susapto

<p>Menteri LH, Indonesia Cari Mitra di COP30 Brasil</p>
<p>Menteri LH, Indonesia Cari Mitra di COP30 Brasil</p>

Lanskap tutupan hutan hujan tropis yang berada di Taman Nasional Kerinci Seblat di Jambi, Indonesia. ANTARA/HO-Kementerian LHK

JAKARTA - Menteri Lingkungan Hidup (LH) Hanif Faisol Nurofiq menegaskan, Indonesia datang ke Konferensi Perubahan Iklim PBB ke-30 (COP30) Brasil bukan sebagai penonton, melainkan bergerak menjalin kemitraan termasuk dalam perdagangan karbon.

"Indonesia datang ke Belem bukan sebagai penonton, melainkan penggerak, membawa regulasi, kemitraan, dan target yang terukur," ungkap Menteri LH dikutip dari Antara di Jakarta, Jumat (31/10).

Dia melanjutkan, COP30 yang diadakan di Belem, Brasil menandai 10 tahun lahirnya Persetujuan Paris. Namun di sisi lain, dalam satu dekade tersebut meskipun sudah ada kemajuan dalam aksi iklim global, tapi dunia masih belum di jalur yang membatasi kenaikan suhu hingga 1,5 derajat celcius.

Namun, Indonesia tetap teguh dalam upayanya, dengan memperbarui janji pengurangan emisi untuk memimpin transisi energi yang adil dan berkelanjutan.   

Hal itu disampaikannya usai rapat koordinasi akhir jelang COP30 di Jakarta, Rabu (29/10). Di mana Menteri LH memaparkan bahwa Indonesia telah memperbarui Second Nationally Determined Contribution (SNDC) pada akhir Oktober 2025 yang menetapkan puncak emisi 2030 yang lebih rendah daripada skenario sebelumnya.

Di dalam SNDC terdapat dua skenario Low Carbon Compatible with Paris Agreement (LCCP) dengan proyeksi penurunan emisi 8 hingga 17,5%, sebagai langkah konkret menuju Indonesia Emas 2045. 

Baca juga: Prabowo Tunjuk Hashim Djojohadikusumo Pimpin Delegasi RI di COP30

Tidak hanya itu, Hanif juga menyoroti penguatan kebijakan domestik menjadi fondasi ekonomi hijau yang kompetitif.

"Kami optimistis, Indonesia dengan dukungan regulasi terbaru seperti Peraturan Presiden 1 Nomor 110 Tahun 2025 tentang Nilai Ekonomi Karbon, dapat memperkuat posisi di pasar karbon global," urai Menteri LH.

Dalam kesempatan tersebut, Utusan Khusus Presiden RI Bidang Iklim dan Energi, Hashim Sumitro Djojohadikusumo mengatakan kerja sama internasional terus berupaya dibangun, termasuk dalam bidang perdagangan karbon yang mendukung pencapaian pengurangan emisi nasional.

"Melalui diplomasi karbon dan perdagangan karbon lintas sektor, Indonesia berupaya untuk memperluas akses pasar global dan memperkuat kredibilitas unit karbon nasional. Sebagai bagian dari upaya ini, kami telah menjalin Mutual Recognition Agreements (MRA) dengan mitra global seperti Jepang, Gold Standard, dan Verra," jelas dia.

Sebagai wujud soft diplomacy, Paviliun Indonesia di COP30 mengusung tema, “Accelerating Substantial Actions of Net Zero Achievements through Indonesia High Integrity Carbon”, sekaligus menjadi platform kolaborasi untuk mempertemukan pembuat kebijakan dan pelaku pasar karbon, membangun ekosistem perdagangan karbon yang sehat dan berkelanjutan.


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar