07 Juli 2025
20:40 WIB
Mensos Jelaskan Alasan DTSEN Kerap Berubah
Terdapat sekitar 1,9 juta penerima bantuan sosial (bansos) yang dinyatakan Kementerian Sosial tidak layak lagi untuk menerima bansos
Menteri Sosial (Mensos) Saifullah Yusuf . ANTARA/HO-Biro Humas Kemensos)
JAKARTA - Menteri Sosial (Mensos) Saifullah Yusuf menjelaskan alasan Data Tunggal Sosial dan Ekonomi Nasional (DTSEN) kerap berubah-ubah adalah karena data yang digunakan sangat dinamis, sehingga memerlukan pemutakhiran secara berkala.
"Data pada dasarnya dinamis, setiap hari ada yang lahir, setiap hari ada yang meninggal, setiap hari ada yang menikah, setiap hari ada yang pindah tempat. Maka itu perlu terus dilakukan pemutakhiran," kata Mensos Saifullah Yusuf dalam Rapat Kerja (Raker) dengan Komisi VIII DPR RI di Jakarta, seperti dilansir Antara, Senin (7/7).
Mensos menekankan pemutakhiran data yang terus dilakukan dalam waktu yang bersamaan membuka peluang partisipasi masyarakat.
Pihaknya menginginkan adanya partisipasi masyarakat dalam melaporkan adanya data yang tidak valid, di samping pendataan yang dilakukan oleh pemerintah dalam rangka mewujudkan tata kelola yang lebih transparan.
"Apa inti dari data ini? Data tunggal ini adalah ingin supaya seluruh program pemerintah itu tepat sasaran dan diterima oleh mereka yang berhak," kata Mensos Saifullah Yusuf.
Dalam upaya pemutakhiran data, kata Mensos, pihaknya juga melakukan pengecekan secara langsung kepada para penerima manfaat yang berjumlah 12 juta keluarga.
Berdasarkan penelusuran yang dilakukan Kementerian Sosial (Kemensos), lanjutnya, terdapat sekitar 1,9 juta penerima bantuan sosial (bansos) yang dinyatakan tidak layak lagi untuk menerima bansos.
"Nah, 1,9 juta yang tidak menerima bansos ini kita alihkan kepada mereka yang lebih berhak, yang berada di Desil 1, 2, 3, dan 4. Jadi alokasi anggarannya tetap ada, cuma sasarannya yang diubah," kata Mensos Saifullah Yusuf.
Maka dari itu, Mensos memastikan adanya perubahan data tersebut dilakukan dalam rangka pemutakhiran, agar pada masa yang akan datang pihaknya memiliki satu data terpadu yang lebih akurat sehingga bantuan yang disalurkan bisa lebih tepat sasaran.