02 September 2021
20:46 WIB
Penulis: Seruni Rara Jingga
Editor: Leo Wisnu Susapto
JAKARTA – Menteri Luar Negeri (Menlu), Retno Marsudi menyebutkan, proses evakuasi Warga Negara Indonesia (WNI) dari Kabul, Afghanistan pada 20 Agustus 2021 lalu paling berat.
"Sangat kompleks dan memerlukan perhitungan masak," kata Retno dalam rapat kerja dengan Komisi I DPR, Kamis (2/9).
Retno menyebutkan, ada dual hal yang harus dihitung dengan masak saat proses evakuasi. Pertama, keselamatan para WNI sebagai orang yang dievakuasi atau evacuee dari titik KBRI menuju Bandara Kabul.
Menurut Retno, sejak awal persiapan evakuasi, Kemenlu telah meminta jaminan keamanan kepada Taliban agar persiapan evakuasi menuju bandara berjalan lancar. "Permintaan jaminan keamanan tersebut diberikan Taliban," lanjut dia.
Hal kedua yang diperhitungkan selanjutnya, ujar Retno, adalah memperoleh izin landing dan memastikan para evacuee dapat masuk ke pesawat dengan selamat.
Untuk memperoleh izin tersebut, pemerintah banyak berkomunikasi dengan North Atlantic Treaty Organization (NATO). Sebab, pemberian izin dan pengelolaan bandara militer dikelola oleh NATO.
Retno mengungkapkan, semua aset diplomasi yang dimiliki pemerintah digunakan dalam upaya proses evakuasi guna memastikan keselamatan dan keamanan WNI serta evacuee lainnya.
Retno bersyukur pemerintah dapat mengevakuasi WNI dan evacuee tepat waktu. Sebab, sehari setelah evakuasi dilakukan, situasi Bandara Kabul menjadi lebih kompleks. Pada 26 Agustus 2021, terjadi peristiwa serangan teroris ke bandara yang menjadikan situasi saat itu lebih kacau-balau.
"Saya tidak dapat membayangkan bapak ibu, seandainya ekstraksi tidak berhasil kita lakukan pada 20 Agustus, mungkin upaya evakuasi harus menempuh jalan yang lebih panjang dan tidak menentu," jelasnya.
Dalam kesempatan tersebut, Retno juga menyampaikan perkembangan terkait WNI. Semua evacuee yang terdiri dari 26 WNI, 5 warga negara Filipina dan 2 warga negara Afganistan tiba dengan selamat sampai di Jakarta pada 21 Agustus dini hari lalu.
Setelah menjalani karantina, kata Retno, pada tanggal 28 Agustus seluruh WNI telah secara resmi diserahterimakan kepada keluarga.