06 Juni 2024
17:20 WIB
Menko Polhukam Ingatkan Pentingnya Penguatan Ekonomi Dan Pertahanan Di Perbatasan
Secara geografis, Indonesia berbatasan darat dengan tiga negara dan berbatasan laut dengan 10 negara, selain itu Indonesia memiliki 111 pulau-pulau kecil terluar (PPKT)
Penulis: Aldiansyah Nurrahman
Editor: Nofanolo Zagoto
Personel Pengamanan Perbatasan (Pamtas) dari Yonif 131 Bukit Barisan berjalan di dekat pintu Pos Perbatasan RI-Papua Nugini (PNG), Skouw, Jayapura, Papua, Kamis (14/10/2021). ANTARA FOTO/Saptono
JAKARTA - Menko Polhukam Hadi Tjahjanto menyampaikan terdapat kompleksitas permasalahan pengelolaan di wilayah perbatasan, baik permasalahan pertahanan keamanan, kedaulatan maupun kesejahteraan masyarakat.
Kompleksitas ini muncul mengingat secara geografis, Indonesia berbatasan darat dengan tiga negara, serta berbatasan laut dengan 10 negara. Selain itu, Indonesia memiliki 111 pulau-pulau kecil terluar (PPKT).
Selain itu, dia mengingatkan bahwa ekonomi dan pertahanan merupakan dua elemen penting yang perlu diperhatikan di wilayah perbatasan baik di darat, laut, maupun udara.
“Terdapat dua elemen fisik dasar dalam membangun kekuatan suatu bangsa, yaitu faktor ekonomi dan pertahanan. Artinya, jika negara tidak memiliki ekonomi dan pertahanan yang kuat, maka negara tersebut akan menjadi lemah,” tegasnya dalam Rapat Koordinasi Pengendalian Badan Nasional Pengelola Perbatasan (BNPP) di Jakarta, Kamis (6/6).
Hadi menyampaikan tujuan utama sebuah negara adalah meningkatkan kesejahteraan masyarakat, salah satunya melalui upaya-upaya peningkatan kegiatan perekonomian, di mana diharapkan kesejahteraan sosial juga akan meningkat.
Peningkatan kegiatan ekonomi serta pertahanan tersebut sejalan dengan Nawacita yang dicanangkan oleh Presiden Joko Widodo yaitu membangun dari pinggiran, dimana negara hadir untuk mengubah kawasan perbatasan yang sering dianggap sebagai halaman belakang Indonesia menjadi beranda depan yang dapat dibanggakan.
“Karena itu wilayah perbatasan merupakan manifestasi kedaulatan negara yang memiliki nilai sangat strategis terkait harkat, martabat dan kehormatan, keutuhan wilayah serta kedaulatan negara,” ungkap Hadi.
Dia pun berharap BNPP dapat merumuskan dan menghasilkan kebijakan-kebijakan strategis program pembangunan perbatasan.
"Ini adalah tugas mulia, oleh karenanya diperlukan dukungan dan kolaborasi erat oleh seluruh bupati dan walikota perbatasan serta stakeholders lainnya,” kata Hadi.
Selain itu, Hadi berharap melalui pelaksanaan Rakor ini dapat dihasilkan rumusan arah kebijakan dan strategi ke depan yang akan ditetapkan sebagai Rencana Pembangunan Tahun 2025 – 2029, baik dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional maupun Rencana Induk Pengelolaan Batas Wilayah Negara dan Kawasan Perbatasan secara komprehensif.
“Saya beserta Menko lainnya selaku Pengarah akan terus memonitor implementasi pembangunan yang dilakukan oleh kementerian/lembaga guna tercapainya sasaran dan target pembangunan sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan,” kata Hadi.
Sementara itu, Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian yang juga Ketua BNPP mengatakan, penguatan wilayah perbatasan itu dilakukan dengan cara mempercepat pembangun infrastruktur guna memperkuat perekonomian masyarakat di sana.
"Total kecamatan ada 584 yang di perbatasan, tahun 2020 - 2024 telah mengelola 222 kecamatan sesuai kebutuhan yang diminta masyarakat, seperti jalan, pasar, sarana pendidikan, ada yang minta bantuan dermaga dan lain-lain," ungkap Tito.
Dia berharap proses perencanaan, pelaksanaan, pemantauan dan evaluasi pembangunan kawasan perbatasan negara juga harus dilakukan secara sinergis antar tingkat pemerintahan guna mewujudkan perbatasan negara menjadi beranda terdepan penjaga kedaulatan negara dan menyejahterakan masyarakat di wilayah perbatasan secara berkesinambungan.