14 Desember 2024
11:19 WIB
Menhut Cari Lahan 2 Juta Hektare Untuk Bioetanol
Kemenhut cari lahan untuk tanaman aren agar Indonesia bisa tambah produksi bioetanol.
Editor: Leo Wisnu Susapto
Menhut Raja Juli Antoni (tengah) mendengarkan penjelasan konservasionis dan ahli mikrobiologi Willie Smits di Yayasan Masarang, Tomohon, Sulawesi Utara pada Jumat (13/12/2024). ANTARA/HO-Kemenhut.
JAKARTA - Menteri Kehutanan (Menhut) Raja Juli Antoni menyatakan, tengah menyiapkan kawasan hutan untuk pengembangan bioethanol sebagai upaya mendukung target Presiden Prabowo dalam menyejahterakan masyarakat serta swasembada pangan dan energi.
"Saya sebagai pembantu Pak Presiden Prabowo, beliau pernah melakukan janji politik, ada dua juta hektare untuk bioethanol, untuk ketahanan energi. Sebagai pembantu, akan menyiapkan kawasan hutan kita untuk bioethanol dari aren," urai Menhut Raja Juli dikutip dari Antara di Jakarta, Sabtu (14/12).
Berbicara saat meninjau penyadapan nila aren dan produksi gula semut di Yayasan Masarang, Tomohon, Sulawesi Utara pada Jumat (13/12), dia menyebut peninjauan itu dilakukan sebagai upaya mendukung target Presiden Prabowo dalam menyejahterakan masyarakat maupun swasembada pangan dan energi.
Menhut memaparkan, salah satu yang diutamakan oleh Pak Presiden Prabowo dan Mas Gibran Rakabuming adalah bagaimana masyarakat sejahtera. Untuk itu. Kementerian Kehutanan (Kemenhut) sedang giat mencoba identifikasi komoditas yang memang bisa membantu untuk kesejahteraan rakyat.
Presiden Prabowo sebelumnya menargetkan dua juta ha lahan hutan aren untuk swasembada energi. Menhut Raja Juli memastikan Kemenhut akan menyiapkan kawasan hutan untuk mendukung target tersebut.
Langkah itu diambil karena potensi aren sendiri tidak hanya terbatas pada pangan, tetapi juga meluas ke sektor energi. Nira aren dapat difermentasi menjadi bioethanol yang merupakan energi terbarukan.
Menhut Raja Antoni mengatakan Kemenhut juga tengah mengkaji untuk terus memperluas agar menjadi hutan cadangan pangan. Ia menyebut akan terus bekerja sama dengan semua pihak.
Pada kesempatan yang sama, konservasionis dan ahli mikrobiologi, Willie Smits mengaku senang dengan kedatangan Menhut untuk bertemu langsung dengan petani.
“Agar Menhut melihat langsung dan tidak percaya begitu saja akan informasi yang datang, tapi berdialog dengan petaninya,” urai dia.
"Ini bukti nyata yang bisa dilihat, dan ini mudah-mudahan bisa menjadi dorongan untuk bisa mengembangkan dua juta hektare pohon aren, juga untuk lapangan kerja," sambung dia.
Sebelumnya, ada Keputusan Presiden (Keppres) Nomor 15 Tahun 2024 pada 19 April 2024 tentang pembentukan satgas percepatan fasilitasi investasi komoditas tebu yang terintegrasi dengan industri gula, bioetanol, dan pembangkit listrik biomasa di Kabupaten Merauke Provinsi Papua Selatan.
Terdapat empat klaster wilayah dengan total lebih dari dua juta hektare yang akan menjadi wilayah pengembangan swasembada gula terintegrasi bioetanol. Klaster 1 dan 2 seluas kurang lebih sejuta hektare, klaster 3 seluas kurang lebih 504.373 hektare, dan klaster 4 seluas kurang lebih 400.000 hektare.
Total rencana investasi perkebunan tebu terintegrasi swasta klaster 3 diperkirakan mencapai US$5,62 miliar (Rp83,27 triliun).