07 Januari 2025
18:18 WIB
Mendikdasmen Respons Usulan Pembelajaran Saham Sejak SD
Mendikdasmen Abdul Mu'ti menilai pembelajaran tentang saham dan pasar modal bisa menjadi bagian dari ilmu matematika atau ekonomi
Penulis: Ananda Putri Upi Mawardi
Editor: Nofanolo Zagoto
Pegawai berjalan di bawah layar pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesi a (BEI), Jakarta, Senin (5/8/2024). Antara Foto/Dhemas Reviyanto
JAKARTA - Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen), Abdul Mu'ti, menanggapi pernyataan Menteri Keuangan (Menkeu), Sri Mulyani, yang ingin pembelajaran tentang pasar modal dan saham diajarkan sejak SD. Menurutnya, hal itu bisa saja dilakukan.
"Mungkin pasar modal itu bisa saja nanti menjadi bagian dari pengkajian di matematika atau dalam pelajaran ekonomi dan sebagainya," ujar Mu'ti saat ditemui awak media di kantor Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen), Selasa (7/1).
Saat ini, kementeriannya tengah mendorong prinsip pendidikan deep learning. Dengan prinsip ini, pembelajaran bisa terintegrasi dengan banyak hal yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari, salah satunya terkait pasar modal dan saham.
Meski begitu, dia mengaku belum mengetahui apakah pembelajaran tentang pasar modal dan saham bisa dimasukkan ke dalam kurikulum. Pasalnya, kementeriannya belum membahas kurikulum sekolah.
"Banyak sekali usulan (pembelajaran) ya, kalau semua diakomodir pelajarannya bisa 100 mata pelajaran," tambah Mu'ti.
Sebelumnya, Menkeu Sri Mulyani berkata, pembelajaran tentang pasar modal saat ini tidak hanya diajarkan di bangku kuliah, tapi juga harus diajarkan mulai jenjang SD. Pembelajaran ini bisa dimasukkan ke dalam kurikulum sekolah.
"Sekarang saham ini sudah mulai diajarkan bukan di tingkat mahasiswa lagi bahkan di tingkat sekolah dasar, sehingga mereka menjadi getting familiar dengan Bursa Efek," ujar Sri Mulyani, Kamis (2/1), seperti diberitakan Antara.