07 Agustus 2023
14:18 WIB
Penulis: Aldiansyah Nurrahman
Editor: Leo Wisnu Susapto
JAKARTA - Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Tito Karnavian mengaku, mendapat informasi awal bahwa penyebab langkanya elpiji 3 kilogram (kg) karena tidak tepat sasarannya penyaluran. Elpiji 3 kg yang seharusnya hanya diperuntukan untuk kalangan kurang mampu, tetapi turut dinikmati kalangan masyarakat mampu.
“Bahkan mayoritas katanya informasinya adalah dinikmati masyarakat yang mampu. Nah, ini yang perlu kita betul-betul jeli melihat untuk mencari solusinya,” jelasnya, dalam Rapat Koordinasi Pengendalian Inflasi Daerah yang digelar virtual, Senin (7/8).
Tito mengatakan terjadi kelangkaan elpiji 3 kg di Jawa Timur dan Lampung. Akibatnya harga elpiji 3 kg di daerah tersebut mengalami kenaikan.
Oleh karena itu, menurut Tito perlu rapat koordinasi lebih teknis mengenai persoalan ini yang melibatkan Pertamina, Kementerian ESDM, dan Kementerian BUMN. Tujuannya, untuk mengetahui penyebab jelasnya, apakah dari sisi permintaan, distribusi, atau tidak tepatnya sasaran penyaluran.
Sementara itu, Wakil Kepala Satuan Tugas (Satgas) Pangan Polri Helfi Assegaf mengatakan kelangkaan elpiji 3 kg patut diwaspadai. Di beberapa daerah, khususnya Sidoarjo, Jawa Timur harga gas elpiji 3 kg melonjak hingga Rp30 ribu per tabung, termasuk di wilayah Lampung.
“Untuk itu, perlu adanya atensi kepada para agen-agen elpiji 3 kg di daerah Lampung maupun Sidoarjo untuk end user, supaya menjadi prioritas mendapatkan subsidi elpiji 3 kg, sehingga harus tepat sasaran,” tambah dia.
Sebelumnya, Presiden Joko Widodo menegaskan penyaluran barang bersubsidi elpiji 3 kg hanya diperuntukkan bagi masyarakat kurang mampu. Pemanfaatan di luar kelompok tersebut menyumbang terjadinya kelangkaan.
Jokowi mengatakan elpiji 3 kg ini menjadi komoditas yang diperebutkan sehingga dapat menimbulkan kelangkaan.
“Elpiji itu terutama yang bersubsidi ini memang diperebutkan di lapangan, dan itu hanya untuk yang kurang mampu. Itu yang harus digarisbawahi,” kata dia.