02 Maret 2022
16:51 WIB
Editor: Leo Wisnu Susapto
JAKARTA – Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas menyatakan, berdasarkan laporan yang dia terima, berdasarkan laporan yang diterimanya, ada sekitar 11% dosen yang berpikir atau pola pikirnya belum moderat. Namun ia tidak merinci secara jelas mengenai dosen-dosen tersebut.
"Saya tidak mau ada di lingkungan PTKN (Perguruan Tinggi Keagamaan Negeri) muncul aktor yang melakukan perlawanan kepada negara. Karena ada 11% persen dosen yang berpikir dan pola pikirnya belum moderat, Tidak boleh ada ruang sedikitpun di institusi pendidikan di bawah Kementerian Agama yang mengajarkan intoleransi dan ekstremisme," tegas Gus Yaqut dalam keterangan tertulis di Jakarta, Rabu (2/3) seperti dikutip dari Antara.
Dia berharap, tidak ada seorangpun di lingkungan Kemenag yang melakukan perlawanan terhadap negara. Apabila kedapatan ada yang terlibat dalam perlawanan terhadap negara, Menag Yawut mengancam akan melakukan tindakan tegas.
"Saya ingin Kemenag menjadi barometer bagi kementerian lain, karena Kemenag mempunyai tugas yang lebih berat karena menyandang agama. Mari kita jadikan agama sebagai inspirasi dengan membawa nilai-nilai kebaikan," lanjut dia.
Dia telah memerintahkan satuannya untuk melakukan pemetaan di semua lembaga pendidikan keagamaan. Baik itu madrasah, PTKI, hingga pondok pesantren terkait paham keagamaan dan kebangsaan.
Dia juga meminta jajarannya di Direktorat Jenderal Pendidikan Islam, untuk mengawal ekosistem lembaga pendidikan yang berada di naungan Kementerian Agama (Kemenag) agar terbebas dari ideologi melawan negara.
"Saya tekankan pendidikan di lingkungan madrasah dan PTKN (perguruan tinggi keagamaan negeri), saya ingin lembaga pendidikan kita selamat dan terbebas dari ideologi melawan negara," urai Menag Yaqut dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Rabu.
Gus Yaqut, juga memerintahkan satuannya untuk melakukan pemetaan di semua lembaga pendidikan keagamaan terkait kekerasan seksual yang sempat ramai beberapa waktu yang lalu.
Hal ini demi mencegah terjadinya kekerasan seksual di institusi pendidikan agama, ia memerintahkan jajarannya untuk terus mengawasi secara berkala serta mengevaluasi dari sisi pengajaran.
"Saya juga tidak bosan-bosan mengingatkan untuk melakukan monitoring dan evaluasi terhadap pengajaran di madrasah dan institusi pendidikan keagamaan lainnya," ujar menag.