c

Selamat

Sabtu, 15 November 2025

NASIONAL

31 Oktober 2023

18:43 WIB

Masyarakat Diimbau Tidak Sembarang Beri Donasi Palestina

Densus 88 meminta masyarakat tidak sembarangan memberi donasi serta menggelar aksi unjuk rasa terkait konfik Hamas-Israel

Penulis: James Fernando

Editor: Nofanolo Zagoto

Masyarakat Diimbau Tidak Sembarang Beri Donasi Palestina
Masyarakat Diimbau Tidak Sembarang Beri Donasi Palestina
Massa aksi melakukan unjuk rasa bela Palestina di depan kantor perwakilan Persatuan Bangsa Bangsa (PBB) di Jakarta, Jumat (20/10/2023). ValidNewsID/Fikhri Fathoni

JAKARTA - Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror Mabes Polri meminta masyarakat untuk tidak memberikan sumbangan kepada sembarang pihak terkait konflik Hamas-Israel.

Kepala Bagian Operasi Densus 88 Antiteror Mabes Polri, Komisaris Besar Aswin Siregar berkata, pungutan sumbangan yang dijanjikan akan diberikan kepada para korban perang bisa saja malah disalahgunakan oleh oknum-oknum tidak bertanggung jawab. Bahkan, tidak menutup kemungkinan sumbangan itu diberikan ke kelompok-kelompok teror.

“Dengan adanya konflik global, jangan sampai masyarakat ikut memberikan donasi yang tidak terarah,” kata Aswin, di Mabes Polri, Selasa (31/10).

Densus 88 juga meminta masyarakat tidak sembarangan menggelar aksi unjuk rasa terkait konflik Hamas-Israel. Polri khawatir aksi protes itu malah disusupi oleh kepentingan kelompok teror di Indonesia.

Menurut Aswin, beberapa isu solidaritas kerap dimanfaatkan kelompok teror. Mereka akan melakukan sejumlah gerakan dengan mengatasnamakan pembelaan kelompok-kelompok tertindas.

“Ini juga, terkait demo. Masyarakat jangan sampai melakukan demo dan tidak terarah dan ditunggangi oleh kelompok teror,” tambah Aswin. 

Aswin mengatakan, berdasarkan hasil penelusuran Densus 88, kelompok teror di Indonesia berupaya untuk melakukan gerakan-gerakan radikal. 

Mereka ingin mengganggu stabilitas keamanan Indonesia dan pelaksanaan Pemilihan Umum (Pemilu) Serentak 2024. 

Hal ini diketahui Densus 88 dari 59 orang kelompok teroris yang ditangkap selama Oktober 2023. Sebanyak 40 orang  di antaranya merupakan anggota Jamaah Ansharut Daulah (JAD). 

Mereka menyebutkan telah menyusun sejumlah gerakan untuk mengganggu seluruh tahapan Pemilu.

Mereka juga berencana untuk menyerang aparat keamanan. Tujuannya satu, untuk membuat situasi di tahun politik ini memanas.

“Sehingga mereka bergerak dengan keinginan untuk menggagalkan atau mengganggu jalannya proses pesta demokrasi tersebut. Mereka berencana melakukan serangan terhadap aparat-aparat keamanan yang menjadi fokus pengamanan dalam rangkaian kegiatan pemilu tersebut,” ucap Aswin.


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar