c

Selamat

Minggu, 16 November 2025

NASIONAL

20 Februari 2025

09:21 WIB

Mangrove Terancam Punah di Dunia Ada di Indonesia

Dua spesies mangrove Terancam Punah di Dunia, tumbuh subur di Sulawesi Tengah.

Editor: Leo Wisnu Susapto

<p>Mangrove Terancam Punah di Dunia Ada di Indonesia</p>
<p>Mangrove Terancam Punah di Dunia Ada di Indonesia</p>

Bontang Mangrove Park (BMP) di kawasan Taman Nasional Kutai. Shutterstock/hilmawan nurhatmadi.

JAKARTA - Sebanyak dua spesies mangrove yang sudah berstatus terancam punah di dunia, dilaporkan oleh peneliti kehutanan masih hidup subur di Kabupaten Donggala, Sulawesi Tengah.

Pernyataan tersebut diungkapkan peneliti dari Fakultas Kehutanan Universitas Tadulako, Bau Toknok dikutip dari Antara seusai peluncuran Program Climate Smart Shrimp dan penanaman mangrove di Donggala, Rabu (19/2).

Toknok mengungkapkan, Sonneratia ovata dan Bruguiera cylindrica adalah spesies mangrove berstatus terancam punah di dunia yang masih dapat ditemui di Kecamatan Banawa Selatan, Donggala.

Adapun status kedua spesies mangrove yang terancam punah itu diketahui berdasarkan daftar merah dari lembaga konservasi biodiversitas dunia (UICN).

“Ya, itu yang terancam punah menurut UICN, dan keduanya masih ada di sini,” kata dia.

Meski tidak menjelaskan secara rinci keberadaan pastinya dimana tetapi, dia menegaskan, kedua spesies mangrove tersebut masih bisa dikembangkan sehingga populasinya tetap lestari, seperti untuk menunjang budidaya udang.

Menurut dia berdasarkan data total luas vegetasi mangrove di Banawa Selatan ada sekitar 300 hektare (ha), di mana seluas 9,64 ha di antaranya sudah berstatus hutan lindung di Desa Lalombi, Banawa Selatan.

“Kalau di Desa Lalombi kami belum melihatnya, tapi ada di desa sebelah dan masih mungkin untuk dikembangkan. Asalkan semua ikut berperan untuk menjaganya juga,” ujar peneliti itu.

Climate Smart Shrimp (CSS) merupakan metode budidaya udang berkelanjutan yang bertujuan untuk memulihkan ekosistem mangrove sekaligus meningkatkan hasil produksi tambak udang dengan cara yang ramah lingkungan.

Tim peneliti dari Yayasan Konservasi Indonesia, Fakultas Kehutanan Tadulako, Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) dan perusahaan rintisan pengelolaan budidaya udang berbasis teknologi, JALA, menjalin kolaborasi mengembangkan metode budidaya Climate Smart Shrimp itu memanfaatkan lahan bekas tambak rakyat seluas 10 hektare di Desa Lalombi.


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar