02 Agustus 2023
14:08 WIB
Penulis: Ananda Putri Upi Mawardi
Editor: Leo Wisnu Susapto
JAKARTA - Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) menyatakan, mahasiswa dapat membuat program yang efektif guna meningkatkan kemampuan literasi siswa SD dan SMP. Seperti, Program Pojok Bacaan yang dilakukan mahasiswa peserta program Kampus Mengajar di beberapa daerah.
"Pendampingan mahasiswa selama kurang lebih sebelas minggu mampu memberikan dampak setara dengan 4,6 (bulan) pembelajaran literasi di SD dan 4,2 bulan pembelajaran literasi di SMP," papar Dirjen Guru dan Tenaga Kependidikan (GTK) Kemendikbudristek, Nunuk Suryani, dalam Pembekalan Mahasiswa Kampus Mengajar Angkatan 6 yang diselenggarakan daring, Rabu (2/8).
Dia juga menyatakan, banyak menerima cerita inspiratif terkait peningkatan literasi dari berbagai pihak yang terlibat dalam Kampus Mengajar angkatan sebelumnya.
Menurut dia, mahasiswa dan tenaga pengajar di sekolah dapat mendampingi dan memberi stimulus kecintaan siswa SD dan SMP untuk membaca. Setelah muncul kecintaan siswa akan membaca, budaya literasi yang baik dan sesuai kebutuhan peserta didik pun akan terbangun.
Senada, Direktur Sekolah Dasar Kemendikbudristek, Muhammad Hasbi mengatakan, dampak nyata program Kampus Mengajar telah dirasakan puluhan ribu Sekolah Dasar (SD) di seluruh Indonesia. Untuk terus meningkatkan hal ini, inovasi penting dilakukan.
"Tentunya membangun budaya literasi dan numerasi membutuhkan inovasi serta ide dari guru atau dalam hal ini mahasiswa Kampus Mengajar. Sehingga, nantinya penugasan mahasiswa berjalan efektif," terang Hasbi pada kesempatan sama.
Sejak Kampus Mengajar diluncurkan pada 2020 hingga angkatan kelima pada Juni lalu, tercatat lebih dari 91 ribu mahasiswa telah ditugaskan ke lebih dari 21 ribu SD dan SMP. Mereka bertugas mengembangkan strategi dan model pembelajaran yang kreatif dan menyenangkan.
Sementara itu, untuk angkatan keenam yang pendaftarannya ditutup pada awal Juni lalu, sebanyak 43.366 mahasiswa telah mendaftar.
Mereka datang dari 853 perguruan tinggi yang tersebar di 38 provinsi di seluruh Indonesia. Di sisi lain, berdasarkan hasil Asesmen Nasional 2021, sebanyak satu dari dua peserta didik belum mencapai kompetensi minimum literasi.
Sebanyak dua dari tiga peserta didik juga belum mencapai kompetensi minimum numerasi. Lalu, jumlah SD yang perlu intervensi untuk meningkatkan kemampuan literasi peserta didiknya mencapai 25.373 SD.