c

Selamat

Sabtu, 15 November 2025

NASIONAL

11 Oktober 2023

16:52 WIB

Lemhannas Waspadai Aksi Teror Baru Akibat Konflik Israel-Palestina

Analisis singkat terkait konflik Palestina - Israel telah diserahkan oleh Lemhannas ke Presiden RI Joko Widodo, pekan ini

Lemhannas Waspadai Aksi Teror Baru Akibat Konflik Israel-Palestina
Lemhannas Waspadai Aksi Teror Baru Akibat Konflik Israel-Palestina
Ilustrasi. Peserta berkonvoi dalam aksi solidaritas untuk Palestina di Cipondoh, Kota Tangerang, Banten, Kamis (20/5/2021). Antara Foto/Fauzan

JAKARTA - Lembaga Ketahanan Nasional (Lemhannas) mewaspadai aksi-aksi teror baru yang berpeluang muncul, pasca eskalasi konflik bersenjata antara Israel dan Palestina. Gubernur Lemhannas Andi Widjajanto di Jakarta, Rabu (11/10) menjelaskan, analisis terkait itu telah diserahkan oleh Lemhannas ke Presiden RI Joko Widodo, pekan ini.
 
“Kami juga melihat apakah nanti apa yang terjadi antara Israel dengan Hamas ini memancing kemunculan aksi-aksi teror baru. Terutama untuk kepentingan negara-negara yang secara eksplisit dalam satu minggu ini lebih mendukung operasinya Israel, daripada memperjuangkan hak-hak rakyat Palestina. Itu yang sudah kami siapkan. Kami sudah menyerahkan laporan awalnya hari Senin,” kata Andi Widjajanto menjawab pertanyaan wartawan.
 
Dia melanjutkan Lemhannas akan mendalami laporan awal itu dalam sebuah diskusi grup (FGD) pada Senin depan (16/10). Perang antara Israel dan kelompok Hamas Palestina sendiri pecah pada Sabtu (7/10) saat pejuang Hamas meluncurkan 2.200 roket ke wilayah yang dikuasai Israel. 

Sistem pertahanan udara Israel, yang disebut “Iron Dome”, sekalipun mampu mendeteksi dan menghalau serangan roket, tetap tidak dapat menangkal keseluruhan roket yang ditembakkan oleh pejuang Hamas.

Dalam waktu 48 jam setelah serangan awal itu, pejuang Hamas lanjut merangsek masuk ke wilayah Israel melalui beberapa titik perbatasan daratnya. 

Militer Israel pun membalas serangan Hamas dengan membombardir Gaza, termasuk apartemen-apartemen dan rumah sakit warga sipil.
 
Sejauh ini, lebih dari 700 orang di Gaza tewas, sementara lebih dari 4.000 warga luka-luka, sementara di Israel lebih dari 900 warga tewas, dan lebih dari 2.000 warga luka-luka. Kementerian Luar Negeri RI mencatat saat ini ada 45 orang warga negara Indonesia (WNI) di Palestina, 10 di antaranya ada di Gaza.

Presiden Joko Widodo pada Selasa (10/10) mendesak agar perang konflik antara Palestina dan Israel segera dihentikan. Jokowi menyebut dampak peperangan tersebut dapat berdampak pasa eskalasi konflik hingga  menimbulkan dampak kemanusiaan yang lebih besar

Warga Sipil
Sekretaris Jenderal Komite Eksekutif Organisasi Pembebasan Palestina (PLO) Hussein al-Sheikh menyatakan, akses obat-obatan dan makanan ke Gaza saat ini masih ditutup oleh Israel. 

Oleh karena itu, dia meminta lembaga-lembaga kemanusiaan internasional mendesak Israel agar membuka akses itu, mengingat banyak anak-anak dan warga sipil menjadi korban dan mereka membutuhkan pertolongan. 

Senada dengan PLO, Palang Merah Internasional (ICRC) juga mendesak Israel dan Palestina mengakhiri kekerasan yang membahayakan warga sipil.
 
"Kami mendesak para pihak untuk menghormati kewajiban mereka berdasarkan hukum humaniter internasional dan mengambil setiap langkah yang dapat ditempuh untuk mengakhiri bahaya bagi warga sipil," kata Presiden ICRC Mirjana Spoljaric dalam keterangan persnya di Jakarta, Rabu.

Mirjana mengatakan, warga sipil kerap menanggung dampak terburuk akibat kekerasan selama konflik. Karena itu, dia pun meminta semua pihak untuk menahan diri dan melindungi nyawa serta harta benda warga sipil.

Mirjana menuturkan, Konvensi Jenewa melarang warga sipil dibunuh dan diperlakukan secara buruk, selain mengharuskan mereka yang terluka dan sakit untuk dirawat. "Orang-orang yang ditahan harus diperlakukan secara manusiawi dan bermartabat. Penyanderaan dilarang berdasarkan hukum humaniter internasional dan sandera harus segera dibebaskan dengan selamat," kata dia.

Dia juga menegaskan, infrastruktur penting untuk hidup masyarakat, termasuk jaringan listrik dan air, tidak boleh menjadi sasaran serangan. Mirjana mendesak Palestina dan Israel memastikan warga sipil mendapatkan akses ke kebutuhan dasar, termasuk air bersih, makanan, dan perawatan medis.
 
Mirjana menandaskan ICRC siap mengambil upaya apapun untuk memberikan bantuan dan menegaskan pekerja kemanusiaan harus diberi  kebebasan membantu mereka yang membutuhkan, sedangkan fasilitas medis dan tenaga medis tidak boleh menjadi sasaran serangan.
 
ICRC telah menawarkan dukungan kemanusiaan kepada kedua belah pihak dan memberi dukungan kepada pihak berwenang dalam mengidentifikasi orang-orang yang hilang. 

"Kami juga telah mengirimkan pasokan medis ke sebuah rumah sakit di Gaza," tambah dia.
 
Tim ICRC sendiri sudah bekerja sama dengan Perhimpunan Bulan Sabit Merah Palestina (PRCS) dan Magen David Adom (MDA), guna membantu korban cedera dan orang-orang yang membutuhkan bantuan. 


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar