c

Selamat

Sabtu, 15 November 2025

NASIONAL

06 Desember 2021

19:03 WIB

Lebih 80 Ribu Anak Di NTT Alami Kekerdilan

UNICEF puji program Geunaseh sebagai upaya pengentasan stunting di Sabang, Aceh.

Editor: Rikando Somba

Lebih 80 Ribu Anak Di NTT Alami Kekerdilan
Lebih 80 Ribu Anak Di NTT Alami Kekerdilan
Ilustrasi anak diukur tinggi badannya di sebuah Posyandu di Tanah Air. ANTARAFOTO/Asprilla Dwi Adha

KUPANG – Persoalan pemenuhan gizi masih menghantui provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT). Gubernur Nusa Tenggara Timur, Viktor Bungtilu Laiskodat, Senin (6/12) mengungkapkan bahwa di wilayahnya, ada sekitar 80.900 anak yang mengalami kekerdilan atau stunting.

Daerah dengan jumlah anak kekerdilan tertinggi di NTT yakni Kota Kupang, menyusul Manggarai Timur dan Kabupaten Timor Tengah Selatan.

"Ada sekitar 80.900 anak di NTT terkategori kekerdilan yang menjadi perhatian pemerintah untuk ditangani," kata Gubernur Viktor Bungtilu Laiskodat di Kupang.

Gubernur Victor menjelaskan, masalah kekerdilan pada anak-anak itu menjadi fokus perhatian penanganan yang dilakukan pemerintah kabupaten/kota di NTT pada 2022. Dia berharap, semua kepala daerah di NTT serius menangani persoalan kekerdilan ini.

Penanganan stunting harus mulai dilakukan sejak ibu hamil melalui intervensi pemberian makanan bergizi dan pemeriksaan kesehatan yang dilakukan secara rutin.

"Persoalan masalah stunting ini erat kaitannya dengan kecukupan gizi sehingga harus dari awal pemenuhan gizi menjadi perhatian sehingga generasi yang lahir merupakan generasi yang unggul apabila pemenuhan gizinya terpenuhi secara baik," jelas Viktor dikutip dari Antara.

Program Geunaseh
Pada kesempatan berbeda, Unicef Indonesia menilai program penanganan stunting dan malnutrisi di wilayah Kota Sabang, Aceh menunjukkan keberhasilan yang sangat baik, sehingga patut menjadi contoh bagi daerah-daerah lain di seluruh Indonesia.

Kepala Perwakilan Sementara Unicef Indonesia Robert Gass mengapresiasi komitmen Pemerintah Kota Sabang yang memastikan upaya lintas sektor dalam menangani malnutrisi dan stunting bagi anak secara terintegrasi. Salah satunya melalui program Gerakan Untuk Anak Sehat (Geunaseh).

"Program penanganan malnutrisi dan stunting ini patut dicontoh oleh banyak daerah lainnya di Aceh bahkan di Indonesia," kata Robert di Kota Sabang, Rabu.

Dalam program Geunaseh, setiap anak berusia 0-6 tahun di Sabang berhak mendapatkan bantuan uang tunai sebesar Rp150 ribu setiap bulan. Namun, pemberian itu dilakukan bersyarat. Orangtua rutin membawa anaknya ke posyandu. 

Kepada Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kota Sabang Faisal Azwar menambahkan keberhasilan Kota Sabang dalam menangani angka stunting salah satunya melalui program Geunaseh. Ada juga program lainnya yang dibesut untuk menanggulangi persoalan kekerdilan anak itu.

“Yaitu program intervensi langsung terkait pola ketersediaan gizi, pengasuhan positif bagi anak, air bersih, sanitasi, serta kesehatan Ibu dan anak," kata Faisal Azwar.

Melalui program Geunaseh, kini lebih dari 5.000 anak telah menerima bantuan sejak 2019, dan Pemko Sabang juga mencatat kenaikan kunjungan ke posyandu secara signifikan yang mencapai angka 95% pada 2021, jauh meningkat dibanding angka sebelumnya yang hanya 65%.

“Pendaftaran program ini yang mengharuskan kepemilikan akta kelahiran juga telah berkontribusi pada peningkatan pendataan catatan sipil di Kota Sabang," kata Faisal.


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar