06 Januari 2025
13:22 WIB
Kulon Progo Dan Bantul Perpanjang Darurat Bencana
Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menjadi rujukan status darurat karena potensi hujan masih berlangsung hingga dua bulan ke depan.
Editor: Rikando Somba
Personel BPBD Kabupaten Bantul Daerah Istimewa Yogyakarta melakukan assessment terhadap kerusakan rumah terdampak longsor di Donotirto, Bangunjiwo, Bantul, DIY, Rabu (20/11/2024). ANTARA FOTO/HO-TRC BPBD Bantul
KULON PROGO- Curah hujan dengan intensitas tinggi menyebabkan beberapa kapanewon atau kecamatan di wilayah Kulon Progo mengalami longsor skala kecil hingga menengah. Menilik intensitas hujan yang tetap tinggi, Pemerintah Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta berencana memperpanjang status tanggap darurat bencana hidrometeorologi yang ditetapkan pada awal Oktober hingga 31 Desember 2024.
Kepala Pelaksana BPBD Kulon Progo Taufik Prihadi di Kulon Progo, mengatakan perpanjangan status tanggap darurat bencana hidrometeorologi ini.
"Saat ini, status tanggap darurat bencana hidrometeorologi sedang dalam proses perpanjangan karena kondisi faktual curah hujan masih tinggi, sehingga potensi bencana hidrometeorologi ini masih kita perlukan," katanya pada Minggu (5/1/25).
Pihaknya juga menunggu arahan Penjabat Bupati Kulon Progo terkait dengan status tanggap darurat bencana hidrometeorologi, mulai dari penanganan kejadian bencana di daerah itu dalam beberapa hari terakhir.
"Kami juga menunggu informasi dari BMKG untuk menguatkan perpanjangan status tanggap darurat bencana hidrometeorologi," katanya.

Bantul Terapkan Sama
Taufik mengatakan hujan deras dengan intensitas tinggi yang mengguyur Kulon Progo sejak Rabu (1/1) menyebabkan beberapa kejadian, antara lain pohon tumbang dan tanah longsor. Delapan kecamatan; Wates, Sentolo, Lendah, Temon, Girimulyo, Pengasih, Kokap, dan Panjatan mengalaminya. Tercatat sebanyak 11 kejadian tanah longsor, delapan kejadian pohon tumbang, tanggul retak, tanah ambles, tanah bergerak, hingga talut ambrol.
Dia menjelaskan sebagian besar pohon tumbang mengenai rumah warga setempat sehingga menyebabkan kerusakan. Begitu juga dengan sebagian tanah longsor yang mengenai rumah warga.
"Talud yang ambrol merupakan pembatas sawah dekat Underpass Milir Pengasih, menyebabkan air dari sawah menggenangi underpass," katanya.
Bahkan di wilayah ini ada juga tanah bergerak, dilaporkan terjadi Kelurahan Hargotirto, Kapanewon Kokap. Dia mengatakan tanah bergerak tersebut berpotensi mengenai bangunan rumah warga yang berada di dekatnya.
Seluruh kejadian yang dilaporkan ini telah mendapatkan penanganan. Proses penanganan dilakukan bersama oleh warga, relawan, dan anggota Tim Reaksi Cepat (TRC) BPBD Kulon Progo.
Hal sama diterapkan juga di Bantul. Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Bantul Daerah Istimewa Yogyakarta masih memberlakukan status siaga banjir dan longsor hingga bulan Februari 2025. Penetapan hingga bulan depan ini sebagai bentuk kewaspadaan menghadapi ancaman dampak musim hujan tersebut. "Untuk status siaga banjir dan longsor sudah kita persiapkan untuk perpanjangan sampai dengan Februari, dari sebelumnya yang berakhir 31 Desember 2024," kata Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Bantul Antoni Hutagaol di Bantul, Minggu.
Dikutip dari Antara, pemberlakuan status siaga di Bantul dalam menghadapi dampak musim hujan tersebut berdasarkan dari prakiraan cuaca Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), bahwa potensi hujan masih berlangsung hingga dua bulan ke depan.
"Jadi kita selalu memantau update peringatan dini dari BMKG, BMKG selalu menyampaikan bahwa Februari sebagai puncak musim hujan, dan pada Mei adalah awal musim kekeringan atau musim kemarau," katanya.
Antoni juga mengatakan, kalau dari BPBD Bantul secara khusus tidak menyiagakan personel di pos pos, karena sudah dikoordinir masing masing personel lapangan, namun di kantor BPBD induk tetap siaga penuh 24 jam.
"Dari BPBD tidak ada yang khusus di lokasi pos pos, tapi kami selalu siaga, BPBD Bantul mempunyai tujuh pos dari Damkarmat serta di 75 kelurahan ada pos pos banjir, longsor dan hidrometeorologi. BPBD siaga 24 jam, bila ada bencana pasti akan hadir," katanya.