c

Selamat

Minggu, 16 November 2025

NASIONAL

18 Oktober 2022

10:49 WIB

Kronologi Tragedi Kanjuruhan Temuan TGIPF

Kronologi tragedi Kanjuruhan diawali dari sikap penonton yang mengundang tindakan aparat pengamanan.

Penulis: Aldiansyah Nurrahman

Editor: Leo Wisnu Susapto

Kronologi Tragedi Kanjuruhan Temuan TGIPF
Kronologi Tragedi Kanjuruhan Temuan TGIPF
Ilustrasi TGIPF di Stadion Kanjuruhan, Malang, Jawa Timur, Jumat (7/10/2022). ANTARA FOTO/Ari Bowo Sucipto.

JAKARTA - Tim Gabungan Independen Pencari Fakta (TGIPF) menyusun rangkaian kronologi tragedi di Stadion Kanjuruhan, Malang dalam dokumen Laporan TGIPF Tragedi Stadion Kanjuruhan Malang.

Dalam dokumen tersebut, TGIPF menguraikan, pertandingan Arema FC Persebaya Surabaya sejak awal pertandingan hingga berakhir, masih dalam kondisi aman. Namun, pukul 21:58 WIB, suasana di dalam stadion mulai ricuh, saat pemain, dan official Persebaya masuk ke dalam kamar ganti pemain dan dihujani lemparan botol dan benda-benda lainnya oleh pendukung Arema, Aremania dari atas tribune. Sementara itu, pemain dan official Arema berkumpul di tengah lapangan.

Pukul 22.00 WIB, sekira 200 Aremania mulai turun ke lapangan ingin mendekat ke posisi pemain dan official Arema. Jumlah yang menerobos masuk ke dalam lapangan semakin banyak dan brutal, sehingga petugas pengamanan (polisi) menganggap situasi akan menjadi tidak terkontrol. Lalu, petugas kemudian menembakkan gas air mata ke arah tribune selatan (tribune 11, 12, 13) serta tribune timur (tribune 6). 

Akibat penembakan gas air mata tersebut, beberapa personel pengamanan (TNI) mendapat perlakuan kasar dari Aremania dan kemudian dibalas. Lima orang anggota yang mengejar penonton teridentifikasi personel Yonzipur 5/ABW.

“Tembakan gas air mata semakin gencar. Personel PAM maupun Aremania mencoba mencari perlindungan di pinggiran tribune,” dikutip dari dokumen hasil temuan TGIPF, Selasa (18/10).

Aremania yang berada di tribune atas berusaha keluar melalui pintu loket masing-masing secara bersamaan. Mengakibatkan, saling berdesakan, saling tergencet, terjatuh, dan mengalami sesak nafas. Jadi, jatuh korban meninggal dunia disebabkan pintu loket relatif sempit.

Pukul 22.20 WIB karena penembakan gas air mata, suporter makin brutal dengan melempari petugas serta merangsek masuk stadion sehingga anggota pengamanan dari Yonzipur 5/ABW terkena lemparan dan terluka.

Pukul 22.30 WIB suporter di tribune semakin banyak turun ke stadion dan situasi tidak bisa dikendalikan oleh petugas pengamanan. Sehingga, petugas pengamanan (Polri) menembakkan gas air mata berulang–ulang ke arah suporter Arema yaitu ke arah tribune selatan (11, 12, 13) dan tribune timur (6).

Pukul 22.35 WIB suporter panik berlarian ke stadion maupun mencari jalan keluar tribune melalui pintu-pintu 11, 12 dan 13, akibat dampak gas air mata.

Pukul 22.40 WIB suporter semakin anarkis akibat serangan gas air mata dan terus menyerang petugas terutama polisi. Mereka juga menerikkan makian, “Polisi pembunuh, polisi jancuk, polisi sambo.”

Pada saat bersamaan polisi membentuk barikade dan mundur menuju keluar stadion. Lalu, bergabung dengan personel TNI di pintu masuk stadion.

Massa lalu mengejar personel polisi dan material milik Polri di sekitar stadion. Sehingga, 13 kendaraan polisi rusak dan dibakar. 

Pukul 22.50 WIB Personil PAM TNI mengawal pemain dari ruang ganti melalui pintu depan. Saat di depan pintu VVIP dan di luar tribune sekitar pintu 12, 13, 14 banyak korban tergeletak maupun terluka, personel membantu para korban yang rata-rata tidak sadarkan diri untuk dievakuasi dengan cara digendong menuju ke dalam truk Yonzipur 5/ABW dan ambulans untuk dibawa ke rumah sakit.

Pukul 23.18 WIB Dandim 0818/Malang memerintahkan personel untuk melaksanakan penyisiran dan pencarian korban untuk dievakuasi pertama di lobi stadion.

Pukul 23.40 WIB di area Pintu 8 dan 12 personil yang melaksanakan penyisiran dipimpin Letkol Inf. Taufik Hidayat (Dandim 0818 Malang-Batu). Tim menemukan sekitar 13 orang korban pingsan, sesak nafas, pusing, dan muntah-muntah. Letkol Taufik bersama personel Kodim 0818 mengevakuasi para korban ke Lobi VIP Stadion Kanjuruhan agar segera mendapat pertolongan dari pihak medis.

Saat masuk 2 Oktober 2022, pukul 01.00 WIB, Mayor Inf Aditya Lian Mahardika (Kasdim 0818/Malang-Batu) beserta anggota menjemput lima anggota Polri di luar Stadion Kanjuruhan.

Pukul 01.30 WIB, satu batalyon Yonzipur 5/Abw, satu tim Kodim 0818, dan satu tim Aremania melaksanakan patroli pembersihan di tribune dengan menemukan uang Rp7,4 juta, dompet, kunci dan BPKB.

Pukul 02.00 WIB Taufik Hidayat memerintahkan personel Kodim di Stadion Kanjuruhan untuk melaksanakan perbantuan pengamanan. Yakni di Makodim, Polres, dan Rumah Sakit Kanjuruhan.

Baru pada Pukul 04.00 WIB seluruh personel pengamanan konsolidasi ke satuan masing-masing.


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar