c

Selamat

Minggu, 16 November 2025

NASIONAL

04 Juli 2024

20:01 WIB

KPPPA Ingatkan Pentingnya Literasi Keuangan Digital Untuk Anak Muda

KPPPA menilai literasi keuangan digital ini sangat penting untuk membentengi anak dan remaja dari bahaya pinjaman online dan investasi ilegal

Penulis: Oktarina Paramitha Sandy

Editor: Nofanolo Zagoto

<p>KPPPA Ingatkan Pentingnya Literasi Keuangan Digital Untuk Anak Muda</p>
<p>KPPPA Ingatkan Pentingnya Literasi Keuangan Digital Untuk Anak Muda</p>

Warga berswafoto dengan kartu identitas untuk registrasi pinjaman online. ValidNewsID/Fikhri Fathoni

JAKARTA - Deputi Bidang Pemenuhan Hak Anak Kementerian Pemberdayaan Perempuan Dan Perlindungan Anak (KPPPA) , Pribudiarta Nur Sitepu, meminta agar anak muda diberikan literasi keuangan digital.

Menurutnya, literasi keuangan digital ini sangat penting untuk membentengi anak dan remaja dari bahaya pinjaman online dan investasi ilegal, mengingat tingginya persentase peminjam pinjaman online dan pelaku judi online.

Berdasarkan data Otoritas Jasa Keuangan, sekitar 60% pengguna pinjol merupakan anak muda berusia 19-34 tahun. Sedangkan anak-anak yang terjerat judi online di bawah usia 20 tahun berjumlah sekitar 80 ribu orang.

“Di era digital ini, anak-anak dan remaja menghadapi bahaya pinjaman online dan investasi illegal, minimnya literasi keuangan menempatkan anak-anak dan remaja berisiko menjadi korban dari praktik-praktik tidak bertanggung jawab,” ujar Pribudiarta dalam keterangan yang diterima, Kamis (4/7). 

Pribudiarta mengatakan pinjaman online dan investasi ilegal menjadi masalah yang paling mengancam kesejahteraan finansial anak dan remaja. Banyak dari mereka yang tertarik dengan tawaran pinjaman cepat atau investasi ilegal karena imbal hasil tinggi tanpa memahami risikonya.

Dia menilai, anak muda rentan mengambil pinjaman online dan terjerat judi online karena pemahaman konsep keuangan yang masih rendah. Mulai dari perilaku konsumtif, enggan menabung, dan malu jika tidak bergaya dibandingkan teman-temannya. 

Selain itu, penggunaan gawai yang sangat intens namun literasi digitalnya masih rendah menyebabkan sebagian orang belum paham konsekuensinya. 

“Akibatnya, mereka menjadi konsumtif, tidak punya rencana keuangan yang baik, dan pengeluarannya lebih besar dari pendapatan,” ujar Pribudiarta.

Dia menambahkan, literasi keuangan digital harus diberikan sedini mungkin pada anak dan remaja. Edukasi yang diberikan berkaitan dengan kemampuan memahami dan mengelola keuangan secara efektif di tengah-tengah perkembangan dunia digital. 

Selain itu, literasi digital ini juga harus mencakup pengetahuan tentang penggunaan layanan keuangan digital dengan bijak, mengenali jenis-jenis penipuan dan cara menghindarinya, termasuk membuat keputusan finansial yang tepat penting diberikan, karena masa depan anak-anak masih panjang.

“Kami berharap anak-anak dan remaja bisa bijak menggunakan teknologi digital, jangan mudah tergiur dengan tawaran pinjaman cepat atau investasi dengan imbal hasil tinggi, selalu konsultasikan dengan orang dewasa yang dipercaya,” kata Pribudiarta.


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar