20 November 2024
19:40 WIB
Korban Erupsi Lewotobi Di Luar Pengungsian Tetap Dapat Dana Tunggu Hunian
Kepala BNPB Suharyanto mengungkapkan, korban erupsi Gunung Lewotobi Laki-laki sudah mulai berangsur meninggalkan posko pengungsian yang disediakan pemerintah
Penulis: Oktarina Paramitha Sandy
Editor: Nofanolo Zagoto
Pengungsi terdampak erupsi Gunung Lewotobi Laki-laki Katarina Kire menggendong anaknya yang baru saja lahir di posko pengungsian Desa Kobasoma, Titehena, Kabupaten Flores Timur, NTT, Rabu (13/11/2024). AntaraFoto/Aditya Pradana Putra
JAKARTA - Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Suharyanto memastikan, setiap korban erupsi Gunung Lewotobi Laki-laki tetap mendapatkan haknya meski telah meninggalkan lokasi pengungsian.
Nantinya, setiap kepala keluarga dari korban erupsi tersebut akan tetap mendapatkan bantuan berupa dana tunggu hunian senilai Rp500 ribu untuk enam bulan.
Pihaknya juga memastikan agar para pengungsi tetap terpenuhi berbagai kebutuhan dasarnya, baik sandang, papan, dan pangan. Khususnya pelayanan kesehatan dasar bagi lansia, ibu hamil dan menyusui, serta anak-anak.
“Termasuk bantuan-bantuan lain yang memang sudah disiapkan oleh pemerintah untuk masyarakat terdampak, kami langsung berkoordinasi dengan masing-masing kepala desa yang terdampak,” katanya dalam konferensi pers penguatan koordinasi penanggulangan bencana, Rabu (20/11).
Suharyanto mengungkapkan, pengungsi yang terdampak erupsi Gunung Lewotobi Laki-laki sudah mulai berangsur meninggalkan posko pengungsian yang disediakan pemerintah.
Berdasarkan data BNPB sampai dengan Selasa (19/11), jumlah pengungsi erupsi Gunung Lewotobi Laki-Laki saat ini jumlahnya 12.673 jiwa. Dari yang sebelumnya 12.761 jiwa yang berada di tujuh posko pengungsian terpusat yang disediakan BNPB dengan Kementerian Sosial.
“Karena erupsi sudah tidak separah sebelumnya dan sudah mulai menurun aktivitasnya, sejumlah warga sudah mulai keluar dan mengungsi ke tempat kerabat atau rumah saudara mereka yang tidak jauh dari lokasi pengungsian,” terangnya.
Suharyanto mengatakan, dalam beberapa hari terakhir, tidak ada lagi hembusan material vulkanis yang mencapai lebih 9-10 kilometer ke udara dari kawah utama sejak Sabtu (9/11). Erupsi yang terjadi hanya aktivitas kecil dengan lontaran abu kurang dari 1,5 kilometer ke udara.
Bahkan, dari laporan dari tim vulkanologi Badan Geologi Kementerian ESDM radius zona bahaya erupsi Gunung Lewotobi Laki-Laki juga sudah diturunkan. Dari yang sebelumnya 8-9 kilometer, menjadi 7-8 kilometer dari kawah utama atau sektoral arah barat daya-barat laut.
“Meski menurun tapi status aktivitas Gunung Lewotobi Laki-Laki masih pada level IV atau Awas, jadi kami tetap menghimbau masyarakat agar waspada,” ucapnya.